JUMAT sesudah RABU ABU
“Jika engkau berpuasa, minyakilah Kepalamu”
Pembacaan dari Khotbah Pertama St. Bernardus tentang Permulaan Masa Prapaskah (3)
Bapa “telah mengurapi-Nya dengan minyak kesukaan melebihi teman-teman-Nya”, karena Ia yang berkenan pada Bapa melebihi yang lainnya. Bapa mencintai Putera dengan afeksi ilahi, yang tidak dapat diberikan kepada semua makhluk ciptaan lainnya. Kukatakan bahwa Bapa telah mengurapi Putera melebihi teman-teman-Nya dengan mencurahkan kepada-Nya semua rahmat kebaikan, kelemah-lembutan, dan kemanisan, sambil memenuhi-Nya dengan belas kasih dan belarasa. Setelah mengurapi-Nya, Bapa mengutus Putera kepada kita, sehingga kita dapat melihat-Nya penuh kelembutan hati dan rahmat. Demikianlah Kepala kita, yaitu Kristus, telah diurapi Bapa.
Akan tetapi Dia ingin diurapi oleh kita juga. Karena ada tertulis, “Jika engkau berpuasa, minyakilah Kepalamu” – yaitu, Kristus. Begitulah Ia menyuruh kita masing-masing. Apakah sumber yang terus-menerus mengalir, meminta air dari anak sungai yang dangkal? Ya, memang begitulah: atau lebih tepat dikatakan, bahwa sumber itu meminta kembali air yang telah dilimpahkan-Nya. Karena ada tertulis, “Kepada tempat darimana sungai-sungai berasal, mereka telah mengalir kembali.” Tetapi sama sekali bukan karena ada sesuatu yang berkurang pada Kristus sehingga Ia membutuhkan kembali apa yang telah Ia berikan kepada kita. Melainkan hanya supaya kita tidak kehilangan sesuatupun, karena kita rela mengakui bahwa semua berasal dari Dia.
Air dari sebuah sungai menjadi keruh ketika mulai menggenang, dan dengan membentuk sebuah danau, menghalangi kebebasan arus yang mengalir. Demikian pula rahmat yang berlimpah tidak mengalir lagi apabila tidak langsung kembali kepada sumber rahmat. Orang yang tidak bisa mensyukuri itu, bukan saja tidak dapat menerima rahmat lagi, bahkan apa yang sudah diterimanya condong kepada keruntuhannya. Di lain pihak, seseorang yang setia bersyukur atas rahmat yang kecil sekalipun, akan dianggap pantas menerima rahmat yang lebih besar.
Maka “minyakilah Kepalamu” dengan mempersembahkan kepada-Nya semua semangat devosi, semua kegembiraan rohani dan semua afeksi cinta yang engkau miliki. “Minyakilah Kepalamu” dengan mengakui bahwa setiap anugerah rahmat yang ada padamu berasal dari Dia, dan dengan lebih mencari kemuliaan-Nya dari pada kemuliaanmu. Karena orang yang “menyebarkan keharuman Kristus bagi Allah di mana-mana” boleh dikatakan orang yang mengurapi Kristus.