17 Februari 2024

SABTU sesudah RABU ABU


Sakramen Puasa
Pembacaan dari Khotbah III St. Bernardus tentang Masa Prapaskah

 

Aku menyemangati kalian saudara-saudara, agar menyambut puasa Masa Prapaskah ini dengan segala devosi jiwamu.  Puasa ini bukan hanya berarti sebagai pantang yang diwajibkan melainkan dalam sakramen yang tersembunyi di dalamnya.  Meskipun kita berpuasa dengan saleh dan penuh devosi selama seluruh tahun, tetapi dalam masa suci ini, kita harus memperbaharui devosi kita.

Si musuh selalu bekerja untuk menyia-nyiakan devosi kita agar tidak berkenan kepada Allah dan jiwa kita tidak dapat lagi menikmati kegembiraan rohani.  Kejahatan hati nurani kita lahir karena menyetujui kelemahan jiwa kita.  Karena kita mengetahui kecerdikan si musuh, kita harus berjaga-jaga dengan semangat.  Allah mengasihi orang yang memberi dengan senang hati.

Agar puasa kita dipersembahkan dengan devosi yang besar, seluruh Gereja menawarkan teladannya.  Puasa itu begitu agung karena telah diperintahkan oleh Tuhan Yesus, yang telah berpuasa pula.  Rahib manakah, atau lebih tepat, orang Kristiani manakah yang akan menyambut tanpa devosi puasa yang telah ditunjukkan oleh Kristus sendiri? Kita harus meneladani Kristus.  Dia tidak berpuasa bagi diri-Nya sendiri melainkan bagi kita.

Masa belas kasih sudah dekat, marilah kita mencari Dia dengan semangat pada Masa Sakramental ini agar semangat itu menghangatkan roh kita.  Kalau hanya mulut yang telah berdosa dengan kerakusan, mulut saja yang harus berpuasa, dan sudah cukup.  Tetapi kalau anggota-anggota lain dari tubuh juga berdosa, mengapa mereka tidak berpuasa?  Mata harus berpuasa, telinga dan lidah, serta tangan harus berpuasa.  Jiwapun perlu berpuasa!  Puasa dari kebiasaan-kebiasaan jahat dan dari kehendak sendiri.   Tanpa puasa ini, semua puasa yang lain tidak berkenan kepada Allah.