20 Februari 2024

PEKAN I PRAPASKAH – SELASA


Apa yang Harus Dimohon dalam Doa
Pembacaan dari Khotbah ke-VI St. Bernardus tentang Masa Prapaskah

 

Dalam doa-doa, kita mohon agar kehendak Allah terjadi di surga dan di bumi.   Terutama kita mohon agar kehendak Allah terjadi sepenuhnya dalam makhluk di atas bumi ini, yaitu MANUSIA,  sama seperti sepenuhnya terjadi dalam makhluk surgawi,  yaitu para malaikat.  Sesungguhnya manusia yang menyetujui Allah tanpa syarat,  sama seperti malaikat,  menjadi satu-Roh dengan Allah.

Manakah halangan-halangan yang menjauhkan kita dari kehendak umum itu?  Halangan-halangannya adalah: tipu daya kita, kelemahan kita, hawa nafsu, dan kejahilan kita.  Dari kodrat kita, yang tidak sempurna, kita mewarisi afeksi yang jahat, yaitu suatu nafsu akan kejahatan yang sedemikian kuat yang diam dalam jiwa kita dan ternyata hampir tidak dapat dipadamkan.  Apakah yang melebihi kehendak Ilahi daripada nafsu kita itu?  Kehendak Ilahi berkenan membagikan kebaikan.  Dari nafsu kita lahir segala macam kepahitan, fitnah dan iri hati.  Kita harus memotong tanpa henti rumput-rumput kejahatan ini dengan arit keadilan.  Dengan demikian kita akan mencabut dari hati kita, keinginan untuk berbuat kepada orang lain apa yang tidak kita inginkan sendiri, serta menggantikannya dengan keinginan untuk berbuat kepada sesama apa yang kita inginkan orang lain perbuat kepada kita.

Halangan kedua yang menghambat kehendak kita untuk menyetujui Allah tanpa syarat adalah kelemahan tubuh kita yang fana.  Kelemahan ini mengganggu kita dan membuat kita menderita;  justru penderitaan ini menyebabkan bahwa kehendak kita sering tidak menyetujui kehendak Ilahi.  Kekuatan sangat dibutuhkan agar kita tidak sampai menolak sama sekali kehendak Ilahi.

Halangan ketiga: hawa nafsu yang mengalihkan perhatian kita lewat bermacam-macam keinginan yang tak dapat dipuaskan.  Jadi, kapankah kehendak kita yang bengkok dan bersiku akan dapat bersatu dengan kehendak Allah yang lurus tanpa siku?  Pengendalian (ugahari) akan menguasai hawa nafsu,  agar sekurang-kurangnya kita mampu mengupayakan semacam kesatuan dengan Allah, meskipun belum secara penuh.

Halangan keempat yaitu kejahilan, adalah halangan yang paling besar.  Bagaimanakah saya akan dapat mengikuti kehendak Allah, kalau tidak mengetahuinya?  Saya mengetahuinya sebagian saja, tetapi saya tidak mengenal kehendak Allah sama seperti Allah mengenal saya.  Sangatlah perlu bahwa kita berusaha dengan segenap hati agar pemahaman kita tumbuh,  supaya Allah semakin menunjukkan kepada kita kehendak-Nya.  Dengan demikian kita dapat mengenal apa yang berkenan kepada-Nya.

Bila keutamaan keadilan, kekuatan, keugaharian dan pemahaman menjadi sempurna di dalam hati kita, kesatuan kita dengan Allah juga akan sempurna.  Dengan demikian di antara kita dan Allah hanya ada satu kehendak, dan apa yang berkenan kepada-Nya, juga berkenan kepada kita.  Itulah kebahagiaan yang sempurna.