MINGGU PRAPASKAH II
Saat Yesus berdoa, wajah-Nya berubah
dan pakaian-Nya menjadi terang seperti cahaya
Pembacaan dari Homili St. Sirilus dari Aleksandria
Yesus naik ke gunung bersama tiga murid-Nya terpilih. Kemudian ditransfigurasikan oleh suatu cahaya yang sangat indah, yang membuat pakaian-Nya kelihatan bersinar, Musa dan Elia berdiri di samping-Nya dan berbicara dengan Dia tentang bagaimana Dia akan menyelesaikan tugas-Nya di dunia dengan mati di Yerusalem. Dengan kata lain, mereka membicarakan tentang misteri penjelmaan-Nya dan sengsara-Nya di salib yang menyelamatkan. Sebab hukum Musa dan ajaran para nabi dengan jelas membicarakan misteri Kristus ini.
Hukum menggambarkan itu melalui lambang-lambang yang diukir pada dua loh batu. Para nabi dengan banyak cara mewartakan bahwa pada saatnya Dia akan tampak, berbusanakan kodrat manusia dan demi keselamatan seluruh umat manusia, Dia tidak menolak untuk menderita kematian di salib. Kehadiran Musa dan Elia dan pembicaraannya bersama Yesus berarti untuk memperlihatkan secara jelas bahwa hukum dan para nabi menyertai Tuhan kita Yesus Kristus. Dia adalah Tuhan mereka, yang kepada-Nya mereka tujukan seluruh ajaran dan nubuatan dan keduanya terbukti bersatu secara sempurna satu sama lain. Pesan para nabi tidak berlawanan dengan ajaran hukum.
Musa dan Elia tidak tampak diam, mereka berbicara tentang bagaimana Yesus akan menyelesaikan tugas-Nya dengan mati di Yerusalem, mereka berbicara tentang sengsara dan salib-Nya dan tentang kebangkitan yang mengikutinya. Petrus yang berpikir tanpa ragu bahwa saat kerajaan Allah sudah datang, ingin tinggal di gunung dengan senang hati. Dia mengusulkan untuk mendirikan tiga kemah disana, sulit untuk memahami apa yang dia katakan. Tetapi disini bukan saatnya bahwa dunia akan berakhir, juga bukan saatnya dalam zaman ini harapan para kudus dipenuhi – suatu harapan yang telah didasarkan pada janji Paulus bahwa Kristus akan mentransformasikan tubuh kita yang fana ini menjadi serupa dengan tubuh-Nya yang mulia – ini hanya suatu pertunjukan awal dari rencana ilahi yang masih harus diselesaikan.
Hingga sampai pada penyelesaiannya itu kemungkinan bahwa Kristus yang datang ke dunia demi mengasihi dunia, akankah Dia menyerahkan keinginan-Nya untuk mati demi menyelesaikan tugas-Nya itu? Sebab penyerahan-Nya pada kematian merupakan keselamatan dunia dan kebangkitan-Nya merupakan kehancuran bagi kematian. Dan juga visi kemuliaan Kristus indah melampaui semua gambaran, dan sesuatu lain terjadi yang membantu sebagai penegasan penting, bukan hanya untuk iman para murid tetapi juga untuk iman kita, yakni dari awan terdengar suara Allah Bapa yang berkata: “Inilah Putra-Ku terkasih, kepada-Nya Aku berkenan, dengarkanlah Dia”.