PEKAN III PRAPASKAH – SENIN
Kehormatan membawa beban
Pembacaan dari Khotbah Ke-VI St. Bernardus tentang Mazmur 90
Saudara-saudara, karena kita hidup dalam penantian penuh kerinduan akan kegembiraan yang kekal dan abadi, maka marilah kita selalu penuh harapan, janganlah menjadi patah hati karena menghadapi pencobaan hidup. Harapan kita pasti tidak sia-sia, dan karena berdasarkan sabda kebenaran Ilahi, maka tidak dapat diragukan lagi. Kita harus berani melawan musuh. Karena dengan melihat kerelaan kita untuk berjuang, Allah pasti akan mendampingi kita dan sesudah pencobaan dikalahkan, Dia akan membalas kita dengan kebaikan-Nya. Berbahagialah jiwa yang sejak sekarang melawan semua godaan dengan kebenaran.
Jadi, saudara-saudara, muliakanlah Kristus dengan menanggung beban secara enak dan ringan. Beban itulah yang akan menyelamatkan, meskipun kita masih sering merasakan beratnya. Jadikanlah dirimu sebagai keledai yang telah membawa beban di atas punggung Sang Penebus, tetapi jangan bodoh seperti keledai. Ada tertulis: “Meskipun manusia dianugerahi martabat yang luhur, dia tidak mengerti keluhurannya dan menjadikan dirinya seperti seekor hewan yang bodoh, tanpa akal budi.”
Sementara nabi menangisi dan menyesali kemiripan manusia dengan hewan yang bodoh, yang lain membicarakan hal yang sama sebagai hubungannya dengan Allah sebagai berikut: “Aku diperlakukan sebagai hewan pertanian, tetapi aku selalu beserta-Mu.” Saya kira bisa dikatakan bahwa manusia memang mirip dengan seekor hewan pertanian. Bukan dalam arti bahwa manusia menolak untuk menggunakan akal budi melainkan meneladan hewan itu dalam kesabarannya. Seseorang yang berkata: “Saya menanggung beban yang diberi oleh Allah dan jiwaku tidak menolak”, dia itu bukan pemberontak. Siapakah yang tidak merasa iri hati terhadap keledai yang telah dinaiki oleh Sang Penebus, kalau saja keledai itu dapat mengerti kehormatannya dalam menanggung beratnya Yesus?
Jadi, jadikanlah dirimu sabar sebagaimana seekor keledai, tetapi jangan bodoh seperti keledai. Kamu sanggup menanggung semua bebanmu dengan sabar, kalau menyadari sebelumnya kehormatan yang diberikan kepadamu dalam menanggungnya. Kamu akan menanggungnya dengan gembira dan bijaksana, karena kamu sudah mengerti bagaimana dan betapa besar manfaat beban itu.