PEKAN IV PRAPASKAH – SENIN
Penghukuman Allah adalah pengadilan-Nya
Pembacaan dari Traktat Rohani Baldwinus dari Ford
Jelas bahwa ketika Nabi berkata kepada Tuhan: “Pandanglah aku dan kasihanilah aku seturut keputusan mereka yang mencintai nama-Mu”, dia menunjuk pada satu pengadilan, dan ketika nabi yang sama berkata: “Jangan masuk ke dalam pengadilan bersama hamba-Mu”, dia menunjuk pada pengadilan yang lain. Bagaimanapun dalam hidup saat ini Allah melaksanakan pengadilan-Nya dalam cara yang berbeda-beda, pada orang yang satu Ia memarahi dan pada yang lain Dia memilih.
Melalui pengadilan-Nya yang tersembunyi, Allah membiarkan beberapa keinginan jahat mereka dan meninggalkan mereka dalam keinginan-keinginan hati mereka sehingga mereka terus berbuat jahat. Penghukuman-Nya tidak membersihkan mereka karena mereka mengutuk dan mengeluh dalam ketidaksabaran mereka, dan tidak memperlihatkan penghormatan pada Dia yang menghukum mereka, juga tidak menerima koreksi-koreksi-Nya. Dalam tipe pengadilan ini Allah menyembunyikan bentuk amarah-Nya dalam apa yang nampak sebagai belaskasih dari orang yang mengubah belaskasih-Nya menjadi pengadilan, sehingga kesejahteraan mereka dapat menjadi kehancuran mereka dan sepantasnya mereka binasa. Ini berlaku juga bagi orang yang tidak mencintai Allah.
Tetapi ketika orang yang baik dihukum oleh Allah, beberapa dari mereka mencintai Allah dalam penghukuman-Nya dan yang lain mencintai penghukuman atas mereka sendiri demi Allah. Yang pertama memuliakan Allah dan memuji Dia ketika mereka dihukum. Yang terakhir karena mereka dihukum mereka memuliakan dan memuji Allah. Yang pertama sabar dalam saat pencobaan, mencintai Allah dalam pengadilan-Nya, yang terakhir bersukacita di saat pencobaan, menerima pengadilan-Nya dengan gembira, seolah-olah mereka terberkati dan bersukacita karenanya. Tentang hal ini ada tertulis: “Putri-putri Yehuda bersukacita karena pengadilan-Mu ya Tuhan.” Kita mengerti “putri-putri” ini adalah jiwa-jiwa yang mengenal Allah, yang selalu memuliakan Allah di saat sengsara dan yang menghukum diri sendiri sambil berkata: “Semua yang telah Engkau lakukan kepada kami ya Tuhan adalah benar sebab kami telah berdosa melawan Engkau dan tidak mentaati perintah-perintah-Mu, tetapi dimuliakanlah nama-Mu dan perlakukanlah kami seturut belaskasihan-Mu yang berlimpah.