15 Maret 2024

PEKAN IV PRAPASKAH – JUMAT


Carilah Kegembiraan dalam Tuhan
Pembacaan dari khotbah ke-5 St. Bernardus tentang Masa Prapaskah

 

Saudara-saudaraku, jangan ada di antara kalian seseorang yang tidak mengindahkan doanya, karena Allah sendiri mengindahkan doa kita.  Sebelum doa keluar dari mulut kita, Allah menuliskannya dalam kitab-Nya.  Dan kita bisa mengharapkan bahwa Dia akan mengabulkan doa kita, atau Dia akan memberikan kepada kita yang paling baik menurut kebijaksanaan-Nya “Sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa” tetapi Dia berbelas-kasihan akan kebodohan kita.  Dalam mengabulkan doa kita, Dia tidak memberikan apa yang tidak kita butuhkan.  Kesuburan doa pasti akan terjadi kalau kita melaksanakan yang dikatakan dalam Mazmur, yaitu kalau kita mencari kebahagiaan dalam Tuhan.

Mengapa kita harus mencari kebahagiaan dalam Tuhan?  Sepertinya kebahagiaan itu mudah dicapai?  Kebahagiaan duniawi, seperti: makan, tidur, istirahat dan yang lainnya lagi, sudah kita kenal dengan baik.  Lalu kebahagiaan seperti apakah yang ada dalam Tuhan?  Mengapa kita harus mencari kebahagiaan dalam Tuhan?

Saudara-saudaraku, orang-orang duniawi bisa berkata demikian.  Tetapi tidak demikian dengan kalian!  Siapakah di antara kalian yang belum menghayati kegembiraan yang berasal dari hati nurani yang baik?  Siapakah yang belum menikmati cita rasa kemurnian, kerendahan-hati dan cinta kasih?  Memang, kegembiraan semacam ini bukanlah kegembiraan yang dapat ditemukan dalam makanan, minuman atau hal-hal serupa lainnya.  Tetapi ini adalah kegembiraan Illahi, bukan kegembiraan manusiawi.

Mungkin ada beberapa di antara kalian yang mengatakan bahwa jarang sekali mereka menikmati perasaan  yang membahagiakan ini, dalam menghayati keutamaan-keutamaan.  Pastilah mereka itu sekaligus sedang berada dalam godaan.  Kalau mereka menghayati keutamamaan-keutamaan bukan karena kegembiraan yang dihasilkan melainkan karena cinta akan keutamaan, atau karena keinginan untuk melaksanakan kehendak Allah, mereka itu mempunyai sikap yang dewasa dan kuat; yang tidak mencari dan mengikuti perasaannya saja.  Dan sesungguhnya barangsiapa melakukan demikian, memenuhi dengan sempurna perintah Pemazmur yang mengatakan: Carilah kebahagiaanmu dalam Tuhan.  Karena nasehat ini bukan mengenai perasaan afeksi melainkan mengenai penghayatan keutamaan.  Perasaan afeksi itu akan kita hayati dalam kebahagiaan kekal, tetapi keutamaan perlu dilatih di dunia ini.