Dalam salah satu bab dari seri konferensi yang diberikan St. Aelredus, Abas dari Rievaulx kepada para novisnya, ia mengungkapkan bahwa manusia dibentuk seturut gambar Penciptanya yang juga mampu berbahagia. Dalam buku ‘Cermin Cinta Kasih’ yang ditulisnya ini, ia menambahkan lebih lanjut bahwa dalam penciptaan alam semesta, kepada manusia diberikan anugerah untuk berada dari Sang Ada Tertinggi. Manusia bukan saja sebagai ciptaan yang baik, indah dan teratur, tapi juga mampu berbahagia karena berasal dari Dia Sang Kebahagiaan Tertinggi.
Mengapa kita mampu berbahagia? Karena kita diberi kapasitas untuk dapat bersatu secara intim dengan Dia Sang Gambar Sejati. Daud dalam Mazmur 73:28 mengatakan aku suka dekat pada Allah; aku menaruh tempat perlindunganku pada Tuhan Allah, supaya dapat menceritakan segala karya-Nya. Kesatuan atau kedekatan intim ini bukan dalam arti fisik, tetapi dalam jiwa. Kita bersatu dengan Allah dalam hati. Hati nurani adalah inti manusia yang paling rahasia, sanggar sucinya; di situ ia seorang diri bersama Allah, yang sapaan-Nya menggema dalam batinnya (Gaudium et Spes 16).
Sang Pencipta telah memberikan kepada kita manusia, tiga anugerah sempurna yaitu ingatan, akal budi dan cinta atau kerinduan agar kita dapat mengecap keabadian ilahi, ambil bagian dalam kebijaksanaan-Nya dan mencicipi kemanisan-Nya. Ingatan bisa abadi. Kita biasa membuat tanda salib untuk ingat akan Allah dalam aktivitas yang sedang kita buat. Ingatan akan Allah dan firman-Nya pelan-pelan dapat menggeser bahkan menggantikan ingatan-ingatan akan luka di masa lalu, pengalaman buruk yang terus menghantui maupun trauma akibat kurang kasih sayang. Pendek kata, saat kita ingat akan Allah adalah saat jam surga dan bumi dicocokkan kembali; kita dimampukan untuk hadir dengan segenap ada kita, kini dan di sini. Akal budi dapat terarah pada kebijaksanaan dan cinta menghadirkan kemanisan.
Kita diciptakan seturut gambar Allah Tritunggal: dengan ingatan dapat mengingat tanpa lupa, dengan akal budi dapat mengenal tanpa salah dan dengan cinta dapat mencintai-Nya tanpa cinta pada hal lain. Di sinilah kebahagiaan kita.
Ya Allah Tritunggal, kami bersyukur atas anugerah ingatan, akal budi dan cinta. Mampukanlah kami menyambut setiap tawaran-Mu untuk berbahagia karena bisa mengingat Engkau Sang Pencipta, mengenali Engkau di dalam diri sesama dan mencintai-Mu dengan tindakan nyata sepanjang hari ini. Amin.