19 Maret 2024

HARI RAYA SANTO YUSUF


Yusuf, Hamba Setia dan Bijaksana
Pembacaan dari Khotbah St. Bernardus, Abas

 

Yusuf memang layak mendapat anugerah kepercayaan dari Allah sebagai bapa sang Penyelamat, sebagaimana  diteguhkan oleh pengarang injil: “Ketika Yesus memulai pekerjaan-Nya, Ia berumur kira-kira tiga puluh tahun dan menurut anggapan orang, Ia adalah anak Yusuf.” (Luk.3:23).

Tidak dapat diragukan sama sekali bahwa Yusuf adalah seorang yang selalu baik dan setia karena kepada Yusuf diberikan kepercayaan sebagai mempelai Bunda Penyelamat.  Hamba yang setia dan bijaksana telah dipilih oleh Tuhan untuk menopang Bunda-Nya, untuk menyediakan kebutuhan bagi tubuhnya, agar di atas bumi ini, dia menjadi satu-satunya pembantu dalam rencana agung Allah, yang sangat setia kepada-Nya.  Lebih-lebih lagi, Yusuf berasal “dari suku Daud”, sebagaimana dikatakan pengarang injil.  Sungguh, Yusuf adalah keturunan rumah Daud, bangsa rajawi, dia berasal dari keturunan bangsawan, lebih lagi ia memang berjiwa bangsawan.

Dia adalah putera Daud yang sejati, bukan hanya menurut daging, melainkan menurut iman, kekudusan dan devosinya.  Allah telah menempatkannya sebagai Daud kedua, seturut hati-Nya, maka bagian rencana-Nya yang paling rahasia dan paling kudus, telah dipercayakan Allah kepadanya.  Kepada Yusuf, sebagai Daud kedua, Tuhan telah mewahyukan kedalaman misteri dari kebijaksanaan-Nya agar tidak mengabaikan misteri, di mana  di dunia ini tak seorang pangeran pun dapat memperoleh atau mengenalnya.

Akhirnya kepada Yusuf lah dianugerahkan, bukan saja melihat dan mendengar apa yang ingin dilihat dan didengar oleh para raja dan para nabi tetapi yang tidak dapat mereka lihat dan tidak dapat mereka dengar, melainkan kepada Yusuf diberi juga kesempatan untuk menggendong-Nya, memperhatikan langkah-langkah-Nya, merangkul-Nya, mendekap dan menciumi-Nya, serta memberi-Nya makanan dan menjaga-Nya.

Yusuf dan Maria, kedua-duanya berasal dari rumah Daud.  Dalam diri Maria terpenuhilah kebenaran yang telah disumpahkan Tuhan kepada Daud.  Sedangkan Yusuf bertindak sebagai saksi yang mengetahui  semuanya tentang pemenuhan janji tersebut.

 


Santo Yusuf adalah suami Santa Perawan Maria dan bapa pengasuh Yesus. Dia seorang yang saleh, jujur, bijaksana, rendah hati, dan penuh rasa tanggung jawab menjalankan tugas-tugas mulia dari Allah sebagai bapa keluarga kudus di Nazareth.  Pada abad ke-19, Santo Yusuf diangkat oleh Paus Pius IX sebagai pelindung Gereja Universal.  Selain itu, ia juga pelindung kaum buruh, keluarga Kristen, dan semua orang yang ada dalam sakratul maut.  Paus Yohanes XXIII memasukkan namanya dalam kanon Romawi (Doa Syukur Agung I)