6 April 2024

OKTAF PASKAH – SABTU


Roti surga dan piala keselamatan
Pembacaan dari ajaran kepada para baptisan baru di Yerusalem

 

“Pada malam Ia diserahkan, Tuhan Yesus Kristus mengambil roti dan mengucap syukur atasnya.  Lalu Ia membagi-bagi roti itu dan berkata, “Terimalah dan makanlah!  Inilah Tubuhku.”  Lalu Ia mengambil piala, mengucap syukur, dan berkata, “Terimalah dan minumlah! Inilah piala Darah-Ku.”  Jadi tentang roti itu Kristus sendiri dengan jelas menyatakan kepada kita, “Inilah Tubuh-Ku!”  Siapakah kemudian masih berani mempersoalkan hal ini?  Dan dengan jelas Ia berkata pula, “Ini Darah-Ku!”  Siapakah yang masih sangsi dan mengatakan bahwa itu bukan Darah-Nya?

Maka marilah kita ikut ambil bagian dalam kepercayaan sepenuhnya, bahwa itu Tubuh dan Darah Kristus.  Sebab Tubuh-Nya telah diberikan kepadamu dalam rupa roti dan Darah-Nya dalam rupa anggur.  Dengan ambil bagian dalam Tubuh dan Darah Kristus, kamu dapat menjadi satu Tubuh dan Darah dengan Dia.  Inilah cara kita menjadi pembawa Kristus, karena Tubuh dan Darah-Nya meresap di seluruh anggota tubuh kita.  Inilah caranya, menuruti kata-kata Santo Petrus, “Kita ikut ambil bagian dalam kodrat ilahi.”

Yesus dalam pembicaraan dengan orang Yahudi pernah berkata, “Jika kamu tidak makan Tubuh-Ku, dan minum Darah-Ku, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu.”  Hal ini menjadi sandungan bagi mereka, karena mereka menafsirkan kata-kata-Nya secara jasmani.  Mereka mengundurkan diri dari hadapan-Nya, karena mereka mengira bahwa Yesus menganjurkan makan daging manusia.

Bahkan di dalam Perjanjian Lama ada “roti-roti sajian”.  Tetapi itu termasuk peraturan lama; kini sudah tidak berlaku.  Dalam Perjanjian Baru roti itu berasal dari surga, dan piala itu membawa keselamatan; keduanya menguduskan jiwa dan raga.  Sebab sebagaimana roti itu perlu untuk pertumbuhan badan, demikianlah sabda perlu untuk kehidupan jiwa.  Maka janganlah menganggap roti dan anggur itu sebagai tidak lebih dari roti dan anggur biasa.  Sebab di sini ada Tubuh dan Darah Kristus, seperti dinyatakan oleh Sang Guru sendiri.  Meskipun inderamu mengatakan lain, biarlah imanmu meneguhkan dirimu.

Memang roti itu nampaknya tetap roti.  Rasanya pun rasa roti!  Tetapi kamu telah diajar dan diberi penjelasan sepenuhnya, bahwa roti itu bukan lagi roti biasa, melainkan Tubuh Kristus.  Demikian pula anggur itu!  Nampaknya tetap anggur, rasanya pun rasa anggur!  Tetapi anggur itu bukan lagi anggur biasa, melainkan Darah Kristus.  Itulah yang disebut-sebut oleh Daud di masa lampau, kalau ia bermadah, “Roti menguatkan manusia, sehingga ia membuat wajahnya gembira dengan minyak.”  Maka kuatkanlah hatimu dengan ikut makan roti rohani itu, dan gembirakanlah wajah jiwamu.

Semoga kamu membuka tabir ini dengan hati yang tak bernoda dan menyinarkan kemuliaan Allah.  Semoga kemuliaan hatimu semakin berkembang dalam Kristus Yesus Tuhan kita.  Kepada-Nya hormat, kekuasaan dan kemuliaan selamanya.  Amin.