Hari ini kita merayakan saat kabar sukacita dari Allah diwartakan oleh malaikat Gabriel kepada Maria. Inilah awal kepenuhan janji Allah untuk menyelamatkan manusia. Allah setia pada janji-Nya, walaupun manusia terus jatuh dalam ketidaksetiaannya kepada Allah, tetapi Allah terus setia mendampingi perjalanan manusia. Kasih tidak pernah kehilangan “akal” untuk mencari jalan menyelamatkan manusia yang tersesat. Kasih tidak pernah berhenti pada “perasaan” disakiti, ditolak, dibenci, dikhianati, direndahkan. Penderitaan dan kematian pun tidak dapat menghentikan kasih Allah ini.
Bapa, Putra dan Roh Kudus bekerjasama secara intens untuk memulai rencana penyelamatan manusia. Perjanjian Baru dimulai dengan mengutus Putra menjadi manusia, dan sebagai manusia, Dia akan menebus dunia dengan darah perjanjian baru, inilah misteri Paskah yang baru kita rayakan.
Allah mau masuk ke dalam seluruh aspek kemanusiaan kita. Dia menjalani seluruh proses kemanusiaan-Nya, mau dilahirkan dari seorang ibu, mau menjadi kecil, tergantung sepenuhnya pada manusia. Allah membutuhkan seorang ibu dan sebuah keluarga untuk berada sebagai manusia sepenuhnya. Dia memilih Maria untuk menjadi ibu-Nya.
Ketika Maria menerima salam dari Malaikat Gabriel, jelas ia takut dan terkejut, ini reaksi pertama dari seorang manusia. Tetapi Maria tidak berhenti dalam rasa takut itu, kemudian ia bertanya dalam hatinya, apa arti “salam” yang mengejutkan ini. Maria memakai akal budinya dan membuka hatinya untuk berefleksi. Dia mencoba melihat dan berdialog dengan Tuhan, mencoba memahami maksud Tuhan dan akhirnya ia percaya di hadapan kenyataan yang melampaui dirinya itu. Memang pusat hidup Maria adalah Tuhan, sehingga ia mampu melihat kehendak Tuhan dan percaya pada kehendak itu seperti yang diungkapkan dalam fiatnya dengan rendah hati, “Aku ini hamba Tuhan terjadilah padaku menurut Sabda-Mu.” Berkat keterbukaan dan kepercayaan inilah maka karya keselamatan Allah dapat terjadi. Dan di dalam rahim Perawan Maria yang rendah hati inilah, Putra Allah menjelma menjadi manusia, masuk sepenuhnya dalam sejarah umat manusia untuk menyelamatkan seluruh umat manusia.
Sungguh mengagumkan rencana keselamatan Allah yang disambut oleh Maria dengan rendah hati ini. Marilah kita belajar dari Maria untuk membuka hati kita dalam menyambut karya keselamatan Allah yang terus terjadi juga di dalam kehidupan kita sehari-hari. Allah selalu datang melalui utusan-Nya untuk menawarkan karya keselamatan-Nya pada kita, apakah kita cukup peka untuk menyambut setiap tawaran dari Allah ini atau kita terlalu sibuk dengan urusan kita sendiri?