09 April 2024

PEKAN II PASKAH – SENIN


Pembacaan dari homili Paskah seorang pengarang  jaman purba

 

Paskah yang telah kita rayakan membawa keselamatan bagi semua manusia, mulai dari yang pertama.  Setiap orang memperoleh keselamatan dan hidup, ketika Paskah diberikan kepada kita semua.

Peristiwa-peistiwa yang tidak lengkap, yang terjadi sepanjang masa, merupakan gambaran dan lambang bagi yang sempurna dan kekal.  Semua itu dimaksud untuk melukiskan kenyataan yang sekarang mulai nampak.  Kalau kenyataan sudah tiba, lambang tidak lagi bernilai.  Sama halnya kalau raja sendiri datang berkunjung, pada waktu itu patungnya tidak berarti.  Mustahil ada orang berani mengabaikan pribadi raja hanya untuk memberi hormat kepada patungnya.  Kita dapat melihat, betapa jauhnya lambang jatuh di bawah kenyataan!  Bayangkan: Hidup anak sulung yang serba pendek melambangkan hidup kekal bagi semua manusia.

Tidak begitu besar artinya orang terhindar dari maut, kalau kemudian ia segera mati juga.  Tetapi besarlah artinya orang luput dari maut sama sekali!  Dan inilah apa yang tepat terjadi pada kita, sesudah Kristus, anak domba Paskah, dikorbankan bagi kita.  Nama pesta itu sendiri menunjukkan, bagaimana kita dilewati.  Kalau dijelaskan secara tepat, kata “Paskah” berarti “melewati”.  Sebab ketika malaikat maut membunuh anak sulung Mesir, ia tidak menyinggahi rumah-rumah orang Ibrani.  Tetapi bagi kita “malaikat maut-lewat” itu merupakan kenyataan.  Maut tidak lagi menghampiri kita, tatkala Kristus bangkit untuk kehidupan kekal.

Kita sekarang beralih pada tafsir kenyataan: Apa artinya, bahwa peristiwa Paskah dan penyelamatan anak sulung itu dianggap sebagai permulaan tahun?  Jawabnya ialah, bahwa korban Paskah sejati itu adalah permulaan hidup kekal bagi kita.  Tahun itu lambang keabadian, sebab tahun bergilir-ganti terus-menerus tanpa ada hentinya.  Kristus, bapa masa yang akan datang dipersembahkan sebagai korban untuk kita.  Hidup kita di masa lampau telah berlalu.  Kini kita diberi permulaan hidup baru dengan pembaptisan, yang melahirkan kita kembali, sesuai dengan gambaran kematian dan kebangkitan Kristus sendiri.

Paskah adalah pengorbanan Kristus bagi setiap orang.  Siapa saja yang sadar akan hal ini harus menganggap saat Kristus dikorbankan baginya itu sebagai awal hidupnya sendiri.  Korban Kristus mulai berguna baginya, apabila ia mengakui rahmat-Nya, dan mengerti akan hidup yang diperolehnya karena korban ini.  Kalau orang mengerti akan hal itu, ia akan menyambut permulaan hidup baru itu dengan senang hati.  Mustahil ia masih ingin kembali kepada yang lama, karena yang lama itu sudah berakhir.  Bagaimana mungkin kita, yang mati bagi dosa, masih dapat hidup di dalam dosa!