10 April 2024

PEKAN II PASKAH – SELASA


Sakramen kesatuan dan cinta
 Pembacaan dari buku Santo Fulgensius dari Ruspe untuk Monimus

 

Pembangunan rohani Tubuh Kristus itu dilakukan dengan cinta.  Sebab seperti dikatakan Santo Petrus, “Batu-batu hidup dibangun menjadi kediaman rohani, menjadi imamat suci, untuk mempersembahkan korban-korban rohani, yang berkenan kepada Allah, dengan perantaraan Yesus Kristus.”  Hal ini dilaksanakan dengan arah jelas, kalau Gereja mempersembahkan Tubuh dan Darah-Nya dalam tanda roti dan anggur.  “Sebab minum dari piala itu berarti ambil bagian dalam Darah Kristus, dan makan roti itu ambil bagian dalam Tubuh Kristus.  Karena roti itu satu, maka kita yang banyak ini merupakan satu tubuh, sebab kita semua ambil bagian dalam satu roti.”

Itulah rahmat kesatuan yang membuat Gereja menjadi Tubuh Kristus.  Dengan rahmat yang sama kita berdoa agar semua anggota Gereja tetap teguh dalam persatuan tubuh karena hubungan yang tetap mengikat mereka.  Marilah kita berdoa, agar ini terjadi pada kita oleh kurnia Roh, Roh Bapa dan Putra yang satu.  Sebab Tritunggal Kudus, satu-satunya Allah yang benar, dari kodrat-Nya adalah satu, sama dan penuh kasih.  Dalam kebersamaan-Nya itu Allah Tritunggal menyucikan mereka yang diangkat-Nya sebagai putra.

Itulah sebabnya Kitab Suci berkata, bahwa cinta Allah dicurahkan ke dalam hati kita oleh Roh Kudus, Roh Bapa dan Putra yang satu, yang diberikan kepada kita.  Sebab kita yang dirahmati dengan pengangkatan ilahi, memperoleh karunia yang sama seperti mereka, yang menurut Kisah para Rasul nyata-nyata menerima Roh Kudus.  Tentang mereka itu dikatakan, bahwa kelompok mereka yang percaya itu sehati sejiwa.  Mengapa?  Sebab Roh Bapa dan Putra yang satu itu satu Allah, dengan Bapa dan Putra; Dan Roh itu menciptakan kesatuan hati dan jiwa pada kelompok mereka yang percaya akan Allah.

Inilah dasarnya Santo Paulus menasihati umat di Efesus, bahwa kesatuan rohani dalam ikatan damai itu harus dipelihara dengan baik.  “Maka aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, minta kepada kamu: Hendaklah kamu hidup layak sebagai orang yang telah dikurniai dengan panggilan; selalulah rendah hati dan lemah lembut, sabar dan saling membantu dalam cinta kasih; peliharalah kesatuan Roh dalam ikatan damai; satu tubuh dan satu Roh!”

Sebab kasih karunia di dalam Gereja itu dicurahkan oleh Roh Kudus dengan memelihara kasih karuia itu.  Tuhan menyediakan Gereja sebagai korban yang berkenan kepada-Nya, hingga selalu dapat menerima rahmat kasih rohani.  Dengan demikian Gereja mempersembahkan diri sebagai korban hidup dan suci, yang mendatangkan kerahiman Tuhan.