PEKAN II PASKAH – JUMAT
Salib Kristus yang mulia dan memberi hidup
Pembacaan dari amanat Santo Theodorus Sudites tentang penyembahan salib
Alangkah berharga kurnia salib itu! Alangkah indahnya dipandang mata! Salib bukanlah tanda kejahatan tercampur dengan kebaikan, seperti pohon di Eden dahulu. Salib sungguh indah melulu dan menarik untuk dilihat dan dirasakan. Sebab pohon ini membawa hidup, bukannya maut. Inilah sumber terang, bukannya kegelapan. Di sini diberikan kediaman di Firdaus, orang tidak diusir… inilah pohon di mana Kristus naik sebagai raja. Di sinilah Kristus menaiki kereta untuk mencerai-beraikan setan, tuan maut, dan membebaskan umat manusia dari perbudakan bengis.
Inilah pohon, di mana tangan dan kaki Tuhan dilukai, dan sisi-Nya ditembus di dalam perang. Di sinilah Tuhan, bagaikan pahlawan agung, menyembuhkan luka-luka dosa kita, menyembuhkan kodrat kita, yang dilukai oleh ular jahat. Di masa purba kita diracuni oleh pohon! Sekarang kita diluputkan dari maut karena pohon. Di masa purba kita disesatkan oleh pohon; sekarang kita dapat mengusir si ular pengkhianat dengan menggunakan pohon.
Memang pergantian ajaib dan baru; belum pernah terdengar! Sebagai ganti maut, kita menerima hidup; sebagai ganti kebinasaan, kita menerima keadaan tak dapat binasa, dan sebagai ganti kehinaan, kita diberi kemuliaan.
Sungguh tepat kalau Paulus berseru, “Aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus, sebab oleh-Nya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia. Sebab kebijaksanaan tertinggi, yang berbunga pada kayu saib membuktikan bahwa kebanggaan dunia yang sombong itu kebodohan. Keindahan semua kurnia-baik yang tumbuh pada salib, memangkas tunas-tunas kejahatan.”
Sepanjang sejarah semua peristiwa yang paling mengesankan hanya merupakan lambang dan bayangan; semua menunjuk pada salib ini. Jikalau kamu ingin belajar sesuatu, perhatikanlah pengalaman Nuh semasa air bah. Bukankah Allah memutuskan agar Nuh menyelamatkan dari mati lemas: dirinya sendiri, anak-anaknya, dan istri-istri mereka, dan setiap jenis binatang dalam bahtera kayu yang kecil saja?
Dan mengenai tongkat Musa? Bukankah itu melambangkan salib? Sekali tongkat itu mengubah air menjadi darah; lain kali menelan ular-ular buatan para ahli sihir; dengan kekuatan sentuhannya tongkat itu membelah laut; lalu mengembalikan gelombang laut berkumpul menjadi satu, menenggelamkan musuh dan menyelamatkan Putra Allah yang benar.
Tongkat Harun pun merupakan lambang salib! Pada suatu hari tongkat itu berbunga dan menunjuk dia sebagai imam yang sebenarnya. Abraham juga menggambarkan peristiwa itu, ketika ia mengikat anaknya Ishak dan menempatkannya di atas tumpukan kayu. Oleh karena salib, maut dibunuh dan hidup dikembalikan.
Dalam salib setiap rasul bermegah! Oleh karenanya setiap martir mendapatkan mahkota, dan setiap orang suci dikuduskan. Kita sudah mengenakan salib Kristus dan menanggalkan manusia lama. Oleh karena salib kita dikumpulkan mnenjadi satu kawanan Kristus, dan diberi tempat dalam kumpulan domba di surga.