PEKAN II PASKAH – SABTU
Tentang rencana keselamatan
Pembacaan dari Konstitusi Liturgi SACROSANCTUM CONCILIUM dari Konsili Vatikan II
Tuhan menghendaki agar semua orang diselamatkan dan mencapai pengetahuan akan kebenaran. Pada jaman dahulu berulang kali dan dalam pelbagai cara Ia berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan para nabi. Tetapi pada jaman akhir ini, Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Putra-Nya, Sabda yang telah menjadi daging. Ia diurapi oleh Roh Kudus, untuk mewartakan kabar gembira kepada kaum miskin, dan untuk menyembuhkan yang patah hati. Dialah yang menjadi pengobatan jasmani dan rohani, pengantara di antara Tuhan dan manusia. Sebab kemanusiaan-Nya yang disatukan dengan pribadi Sang Sabda menjadi alat keselamatan. Maka, dalam diri Kristus kesempurnaan pendamaian kita menjadi nyata, dan kepada kita diberikan ibadat ilahi yang sempurna.
Karya-karya Tuhan di antara umat Perjanjian Lama memang menakjubkan. Tetapi semua itu hanya merupakan pendahuluan karya Kristus Tuhan kita dalam menebus umat manusia dan memberikan kemuliaan sempurna kepada Tuhan. Terutama dengan misteri Paskah, Ia menyelesaikan tugas-Nya melalui penderitaan suci, kebangkitan dari mati, dan kenaikan-Nya ke surga yang mulia. Di situlah dengan kematian-Nya Ia menghancurkan kematian kita, dan dengan kebangkitan-Nya Ia memperbaharui kita. Sebab dari lambung Kristus, sewaktu Ia beradu dalam kematian-Nya di salib, keluarlah Sakramen Agung, yakni seluruh Gereja.
Selanjutnya seperti Kristus diutus oleh Bapa, Ia juga mengutus para rasul. Mereka semua dipenuhi-Nya dengan Roh Kudus. Maka mereka mewartakan Injil kepada setiap makhluk. Mereka menyatakan, bahwa dengan kematian dan kebangkitan-Nya, Putra Allah telah membebaskan kita dari kekuasaan setan dan dari maut, dan membawa kita kepada kerajaan Bapa-Nya. Bukan itu saja! Mereka pun harus melaksanakan karya penebusan yang diwartakan dengan korban dan sakramen, yang mengembangkan seluruh kehidupan ibadah.
Dengan pembaptisan orang diikutsertakan dalam misteri Paskah: Mereka mati bersama Dia, dikuburkan bersama Dia, dan bangkit bersama Dia; mereka mendapatkan roh pengangkatan sebagai putra, dan di dalam roh itu kita berseru: Abba, ya Bapa. Dengan demikian kita menjadi penyembah yang dikehendaki oleh Bapa.
Demikian pula setiap kali mereka makan Perjamuan Tuhan, mereka menyatakan kematian Tuhan, sampai Ia datang kembali. Maka pada hari Pentakosta sendiri ketika Gereja tampil di muka dunia, banyak orang menerima ajaran Petrus, dan dibaptis. Mereka terus bertekun dalam ajaran para rasul. Mereka selalu bersatu dalam pemecahan roti dan doa, memuliakan Tuhan, dan disegani oleh seluruh umat.
Sejak waktu itu Gereja tidak pernah berhenti berkumpul untuk menyatakan misteri Paskah dengan membaca segala sesuatu yang dalam Kitab Suci berhubungan dengan Kristus. Di situ Gereja merayakan Ekaristi, di mana dihadirkan kembali kejayaan dan kemenangan Kristus atas maut. Dan pada kesempatan yang sama juga Gereja mengucap syukur kepada Tuhan, karena karunia-Nya yang tak ternilai dalam diri Kristus Yesus, sebagai pujian atas kemuliaan-Nya.