20 April 2024

 PEKAN III  PASKAH – SABTU


Kristus memberikan tubuh-Nya bagi hidup semua orang
 Pembacaan dari uraian St.  Sirilus dari Aleksandria tentang Injil Yohanes

 

“Aku mati,” sabda Tuhan, “supaya oleh karena Aku, semua orang dapat hidup; dengan daging-Ku,  Aku telah menebus daging semua manusia.  Sebab dalam kematian-Ku maut akan mati, dan kodrat manusia yang telah jatuh akan hidup kembali bersama Aku.”  “Dengan cara ini Aku menjadi sama dengan kamu, orang dari keturunan Abraham, hingga Aku menjadi sama dengan saudara-saudara-Ku dalam segala.” Santo Paulus tahu betul akan hal ini, ketika Ia berkata, “Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka, dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya, Ia memusnahkan dia yang berkuasa atas maut, yaitu Iblis.” Tidak pernah ada cara lain untuk menghancurkan dia yang berkuasa atas maut, kecuali dengan maut sendiri.  Kristus menyerahkan diri-Nya untuk kita; memang Ia mesti menjadi penebusan untuk semua, karena Ia itu kepala semua orang.

Maka dari itu di tempat lain, yaitu dalam mazmur, kalau Ia mengorbankan diri-Nya kepada Allah Bapa-Nya sebagai korban tanpa cela atas nama kita,  Ia berkata, “Engkau tidak berkenan akan korban sembelihan dan korban sajian, tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagi-Ku. Korban bakaran dan korban penghapus dosa tidak berkenan pada-Mu.  Lalu Aku berkata, ‘Ini Aku datang’.”

Ia telah disalibkan atas nama kita semua dan bagi kita semua.  Maka kita semua dapat hidup di dalam Dia, karena Ia telah mati menggantikan kita semua.  Sebab sudah barang mustahil, bahwa Ia dikalahkan oleh maut!  Tidak masuk akal bahwa Dia, yang menurut kodrat-Nya adalah hidup, akan jatuh binasa.  Kata-kata Kristus sendiri membuktikan kepada kita, bahwa Ia mengorbankan daging-Nya untuk kehidupan dunia, “Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka.”  Dan lagi, “Bagi mereka Aku menguduskan diri-Ku.”

Ia berkata, “Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka,” dalam arti: Aku menyucikan dan mempersembahkan diri-Ku sebagai korban tanpa cela dengan rasa sedap.  Sebab apa yang dikorbankan di atas altar, menjadi suci dan disebut suci menurut hukum.  Maka dari itu Kristus memberikan tubuh-Nya untuk keselamatan semua orang, dan dengan tubuh-Nya menanamkan hidup lagi di antara kita.  Bagaimana ini terjadi, akan saya terangkan sedapat mungkin.

Ketika Sabda Tuhan yang memberi hidup datang berdiam dalam tubuh manusia, Ia menciptakan kembali tubuh manusia menjadi baik, artinya: hidup.  Karena terikat dalam tubuh dengan bentuk persatuan yang khusus ini, Ia menjadikannya sumber hidup, seperti Ia sendiri sumber hidup menurut kodrat-Nya.  Demikian tubuh Kristus memberi hidup kepada mereka yang bersatu dengan Dia.  Dengan tinggal di antara meraka yang terkena maut, Ia mengusir maut keluar; dengan membangkitkan dalam diri-Nya suatu dasar yang dapat menghancurkan kebinasaan, tubuh-Nya melenyapkan kebinasaan.