25 April 2024

Pesta St. Markus

(Penulis Injil)


Pewartaan Kebenaran
Pembacaan dari uraian St. Ireneus melawan bidaah

 

Meskipun Gereja tersebar di seluruh dunia sampai ke ujung bumi, namun dari para rasul dan murid-murid Yesuslah ia menerima iman, yang dinyatakan-Nya.  Gereja percaya akan satu Allah, Bapa Mahakuasa, yang membuat langit dan bumi, lautan dan segala isinya; akan Yesus Kristus yang satu, Putra yang menjadi manusia untuk keselamatan kita; dan akan Roh Kudus, yang dengan perantaraan nabi mengumumkan rencana Allah, kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus tercinta, kelahiran-Nya dari perawan, kesengsaraan dan kebangkitan-Nya dari maut serta kenaikan-Nya ke surga dengan tubuh-Nya, kedatangan-Nya dari surga dengan kemuliaan Bapa untuk mempersatukan segalanya di bawah satu kepala dan membangkitkan semua manusia.  Demikian, sesuai dengan kehendak Bapa-Nya, yang tidak dapat dilihat oleh manusia, setiap makhluk di surga maupun di dunia hendaknya berlutut di hadapan Yesus Kristus, Tuhan dan Allah kita, Penyelamat dan Raja kita, dan setiap lidah mengakuinya, dan seluruh ciptaan hendaklah tunduk kepada kekuasaan-Nya yang adil.

Karena Gereja sudah menerima pewartaan dan iman seperti yang kami gariskan tadi, maka meskipun tersebar di seluruh dunia, ia tetap mempertahankan itu semua dengan seksama, seakan-akan semua hidup di dalam satu rumah saja.  Gereja percaya akan kebenaran-kebenaran itu, seakan-akan hanya mempunyai satu jiwa dan satu hati; kebenaran itu diwartakan dan diteruskan, seakan-akan hanya melewati mulut satu saja.  Sebab meskipun banyak bahasa yang berbeda-beda di dunia, namun kekuatan tradisi tetap satu dan sama.

Gereja, yang didirikan di Jerman percaya akan hal yang sama dan meneruskan hal yang sama juga seperti yang dilakukan oleh Gereja Spanyol atau Keltis yang ada di timur, di Mesir, di Libia dan di Yerusalem, pusat seluruh dunia.  Seperti matahari, makhluk ciptaan Tuhan, tetap sama di seluruh dunia, begitu juga pewartaan kebenaran bersinar di segala tempat dan menerangi semua manusia, yang ingin mencapai pengertian dan kebenaran.

Orang yang fasih berbicara di antara para pemimpin Gereja tidak akan mengajarkan sesuatu yang lain daripada yang tadi – sebab tidak ada orang yang melebihi gurunya – dan orang yang kurang pandai berbicara tidak akan mengurangi apa pun dari tradisi.  Karena iman satu dan sama, maka orang yang dapat berkata banyak tentang hal itu, tidak akan menambah, dan orang yang berbicara sedikit, tidak mengurangi apa-apa.

 


Yohanes Markus adalah saudara sepupu St. Barnabas (Kis 12: 25) dan teman sekerja St. Paulus (2Tim 4:11).  Ia juga merupakan murid dari St. Petrus, sebagaimana St. Petrus sendiri dalam suratnya menyebut Markus sebagai “anakku” (1Ptr 5:13).  Ia menulis Injilnya dengan mengumpulkan khotbah-khotbah Petrus tentang peristiwa dan kata-kata Yesus.  Sebagai penulis Injil, Markus dilambangkan dengan seekor singa, selain karena ia memulai Injilnya dengan khotbah Yohanes seperti singa mengaum-ngaum di padang gurun (Mrk 1:3), juga karena gaya berceritanya yang lugas, tegas dan singkat, namun juga keras.  Injilnya paling singkat disbanding ketiga yang lainnya, namun banyak memberikan keterangan rinci tentang kisah-kisah yang tidak terdapat dalam Injil lain.  Menurut tradisi, Markus pergi ke Alexandria pada masa pemerintahan Claudius, dan mempertobatkan banyak orang di sana.  Kemungkinan Markus wafat sebagai martir di Alexandria setelah cukup lama mengalami penderitaan yang menyakitkan.