27 April 2024

PEKAN IV PASKAH – SABTU


Belas kasih Tuhan mencapai setiap insan,
dan seluruh dunia diselamatkan
 Pembacaan dari uraian St. Sirilus dari Aleksandria tentang surat kepada umat di Roma

 

Kita ini, meskipun banyak, merupakan satu tubuh, dan satu menjadi anggota yang lain, seperti dikatakan oleh Kitab Suci, karena Kristus mengikat kita bersama dengan ikatan cinta.  Sebab Ia membuat kita yang dua menjadi satu, dan merobohkan tembok pemisah karena permusuhan, dengan menghapus hukum perintah peraturan.  Maka kita harus saling memperhatikan dengan perhatian yang sama.  Apabila satu anggota menderita, semua anggota bersama-sama menderita; apabila satu anggota dihormati, semua anggota ikut bergembira.  “Maka dari itu kamu harus saling menerima,” kata Santo Paulus, seperti Kristus menerima kamu, demi kemuliaan Allah.  “Kita saling menerima, kalau kita saling memperhatikan kesatuan Roh dalam ikatan damai.”  Dengan jalan itu pula Allah menerima kita dalam Kristus.  Sungguh benarlah kata Santo Yohanes, bahwa Allah begitu mencintai dunia, hingga Ia menyerahkan Putra-Nya untuk kita.  Ia diberikan sebagai ganti hidup kita semua; dengan demikian kita luput dari mati, dibebaskan dari maut serta dosa.  Santo Paulus menjelaskan jalan karya penebusan, kalau ia berkata, bahwa Kristus menjadi hamba hukum sunat untuk membuktikan kesetiaan Tuhan.

Sebagaimana Allah menjanjikan kepada leluhur bangsa Yahudi, bahwa Ia akan memberkati keturunan mereka dan menjadikan jumlah mereka seperti bintang-bintang di langit, demikianlah Allah memelihara kelangsungan seluruh ciptaan, dan sebagai Bapa menyelenggarakan kesejahteraan segala makhluk.  Untuk ini Ia menampakkan diri dalam kodrat manusia dan menjadi manusia, meskipun Ia itu Allah Sang Sabda.  Ia datang di dunia dengan mengenakan kodrat manusia, “tidak untuk dilayani, melainkan untuk melayani,” seperti dikatakan-Nya, “Ia memberikan hidup-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang.”

Ia datang dalam bentuk yang dapat dilihat, untuk menepati janji yang telah diberikan kepada Israel, “Saya hanya diutus untuk domba-domba Israel yang hilang.”  Maka benarlah kata Paulus, kalau ia menyatakan: Kristus menjadi hamba pada hukum sunat, untuk menguatkan janji, yang telah diberikan kepada para leluhur.  Ia diutus Allah Bapa dengan maksud itu!  Dan sekaligus juga untuk memenuhi belas kasih Tuhan  kepada kaum kafir, sehingga mereka pun dapat memuliakan Sang Penyelamat dan Penebus sebagai pencipta dan pembangun alam semesta.  Dengan jalan ini, sekali rahmat belas kasih turun dari surga ia mencapai semua manusia; kaum kafir pun dimasukkan di dalamnya.

Misteri kebijaksanaan, yang tersimpan dalam Kristus, dapat dilihat sudah menyelesaikan rencana belas kasih Allah.  Sebab untuk memulihkan mereka yang telah jatuh, seluruh dunia diselamatkan oleh belas kasih Allah.