Pesta St. Filipus dan Yakobus
(Rasul)
Tentang pewartaan para Rasul
Pembacaan dari uraian Tertulianus tentang peraturan melawan bidaah
Tuhan kita Yesus Kristus menyatakan apakah Dia itu, siapakah Dia sebelumnya, bagaimana Ia melakukan kehendak Bapa, apa yang Ia tetapkan sebagai kewajiban manusia, entah secara terbuka terhadap orang banyak entah dalam lingkungan kecil terhadap para murid-Nya. Dua belas dari mereka secara khusus diikat pada pribadi-Nya dan ditetapkan menjadi guru bagi para bangsa. Salah satu dari mereka jatuh. Sebelas yang tinggal, pada saat Ia kembali kepada Bapa sesudah kebangkitan-Nya, diperintahkan-Nya untuk pergi dan mengajar para bangsa, dan membaptis mereka atas nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
Maka pada suatu ketika para rasul – yang namanya berarti “diutus” – membuang undi dan menambahkan yang kedua belas, bernama Matias, untuk menggantikan Yudas, atas dasar ramalan dalam mazmur Daud. Dan setelah mendapatkan kuasa yang dijanjikan oleh Roh Kudus, untuk berbuat mukjizat dan berbicara dengan berani, mereka pertama-tama menjelajahi Yudea, mereka memberikan kesaksian tentang iman mereka akan Yesus Kristus dan mendirikan jemaat di mana-mana, dan kemudian mereka keluar ke seluruh dunia, mewartakan ajaran yang sama tentang iman yang sama kepada para bangsa.
Sekali lagi mereka mendirikan jemaat di kota-kota, dan dari situ jemaat-jemaant lainnya mendapatkan tunas-tunas iman dan benih-benih ajaran dan terus menerimanya dari hari ke hari, untuk menjadi gereja baru. Dengan demikian gereja-gereja ini sendiri juga diperhitungkan sebagai apostolik, berasal dari para rasul, karena memang merupakan kelanjutan dari gereja-gereja yang didirikan oleh para rasul.
Setiap hal harus diperhitungkan sesuai dengan asal mulanya. Maka gereja-gereja ini, meskipun banyak jumlahnya, namun semua sama dengan gereja yang satu, yang purba, yang berasal dari para rasul dan yang mendasari mereka semua. Semua itu, gereja purba, berasal dari para rasul, sejauh semua mereka bersatu. Persatuan mereka yang satu dengan yang lain dibuktikan dalam kebersamaan dalam damai, sebutan sebagai saudara, dan sikap mau saling menerima dalam perjamuan sebagai saudara. Hukum ini tidak ditentukan oleh dasar lain, kecuali oleh dasar satu tradisi dalam iman yang sama.
Apa yang diwartakan oleh para rasul – yaitu apa yang diwahyukan Kristus kepada mereka – harus dibuktikan kebenarannya oleh gereja-gereja yang sama, yang didirikan oleh para rasul sendiri dengan pewartaan, entah satu suara seperti dikatakan, dengan suara mereka sendiri, atau kemudian melalui surat-surat. Pada suatu kesempatan Tuhan memang berkata, “Masih banyak yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi kamu sekarang tidak dapat menanggungnya.” Tetapi ditambahkannya, “Jika Dia, Roh Kebenaran, nanti datang, Ia akan membawa kamu kepada seluruh kebenaran.“ Di sini Ia menyatakan bahwa mereka akan menerima seluruh kebenaran dengan perantaraan Roh kebenaran. Janji itu ternyata Ia penuhi, karena Kisah Para Rasul membuktikan kedatangan Roh Kudus.
Filipus lahir di Bethsaida, wilayah Galilea. Sebelum menjadi murid Yesus, ia adalah murid Yohanes Pembaptis. Penginjil Yohanes menceritakan bahwa Filipus dipanggil untuk mengikuti Yesus sehari setelah ia memanggil Andreas dan Simon Petrus (Yoh 1:35-51). Beberapa sumber mengatakan bahwa setelah Yesus naik ke surga, Filipus mewartakan Injil di daerah Frigia, di Asia Kecil. Di sanalah, ia menderita penganiayaan yang hebat dan disalibkan dengan kepala di bawah pada saat pemerintahan Kaisar Domitianus (81-96).
Yakobus adalah saudara sepupu Tuhan Yesus, anak Alfeus. Ia sering disebut sebagai Yakobus Muda untuk membedakannya dengan Yakobus Tua. Setelah Yesus naik ke surga dan para murid meninggalkan Yerusalem, Yakobus tetap tinggal di Yerusalem dan menjadi pemimpin Gereja di sana. Berkat pewartaannya, banyak orang Farisi, para imam dan kaum Lewi bertobat menjadi pengikut Kristus. Oleh karena itu, Paulus menyebutnya sebagai Saka Guru Gereja, sejajar dengan Petrus dan Yohanes (Gal 2:9). Kepada kita, Yakobus meninggalkan sebuah surat yang isinya antara lain menegaskan pentingnya mewujudkan iman dalam karya kasih yang konkret. Yakobus dibunuh sebagai martir sekitar tahun 62.