Hari Raya Kenaikan Tuhan

Tanda dan Keselamatan

 

Hari ini kita merayakan Hari Raya Kenaikan Tuhan Yesus.  Kepada kita telah dibuka rahasia iman dan kesempatan untuk makin masuk dalam misteri Kristus, yang membuka rahmat luar biasa luas, mendalam dan kaya, untuk berelasi dengan Yesus secara lebih intim.  Hal ini merupakan anugerah cuma-cuma sebagaimana kedua murid dari Emaus maupun Maria Magdalena yang kemudian menjadi saksi dan pergi mewartakan, “aku telah melihat Tuhan.”

Yesus kini mulia di sisi Bapa namun Dia juga berada di tengah-tengah kita, bersabda kepada kita melalui Gereja-Nya, sakramen-sakramen-Nya, para murid-murid-Nya yang berdosa dan terbatas.  Jelas untuk berelasi dengan Yesus, kita  perlu melampaui perasaan, pikiran maupun pengertian manusiawi kita.  Perlu mata iman yang terarah pada dimensi yang lebih dalam. Ekaristi, liturgi, doa, dan hidup menggereja adalah tanda dan sakramen kehadiran Kristus.

Kita memandang  Yesus yang adalah pokok keselamatan abadi.  Merayakan Kenaikan-Nya berarti merayakan iman Gereja bahwa Dia telah dinyatakan sebagai Tuhan dan Kristus, yang sekarang duduk di sisi kanan Bapa dalam kemuliaan.  Mungkin kita sebagai orang Kristiani harus sering meletakkan tangan kita ke lambung Kristus untuk berkontak dengan denyut Hati Tuhan sehingga akal budi kita akan mengakui dan mulut kita akan menyatakan bahwa Yesus adalah Tuhan dan Allah.

Di saat mengutus para murid-Nya untuk  mulai melanjutkan karya-Nya, Yesus mencurahkan Roh Kudus ke dalam hati mereka.  Yesus juga berjanji akan bersama mereka secara jauh lebih dalam dan intim, Dia akan tinggal di dalam hati mereka untuk selamanya.  Demikian juga sekarang dengan kita, Dia telah mencurahkan Roh-Nya kepada kita dan berjanji untuk selalu menyertai  dan tinggal di dalam hati kita serta mengutus kita.

Maka kita semua,  pria dan wanita harus menjadi saksi-Nya tidak hanya secara teori namun kesaksian  yang konkrit dalam tindakan hidup sehari-hari, dengan perjuangan yang meminta pertobatan ego untuk terus belajar sehati, sepikir dan sekehendak dengan Gereja, komunitas atau keluarga, sambil menantikan anugerah Roh yang dijanjikan.

Bersama Maria, Bunda  kita yang membimbing kita dalam hidup sehari-hari, marilah kita menghayati penantian pencurahan Roh dengan membuka hati selebar-lebarnya bagi kehadiran dan karya Roh Kudus.