PEKAN BIASA VII – KAMIS
Tuhan itu tak terselami
Pembacaan dari khotbah St. Colombanus
Tuhan itu ada dimana-mana, tempat-Nya luas tak terhingga! Dan Ia ada di mana-mana, Ia selalu dekat. Ini dinyatakan dengan kesaksian-Nya sendiri : Aku ini Allah yang dekat, bukannya Allah yang jauh; Allah yang kita cari bukannya yang tinggal jauh dari kita! Kita bahkan membawa Dia di dalam hati, kalau kita layak untuk itu. Sebab Ia tinggal di dalam diri kita bagaikan jiwa di dalam tubuh; tentu saja kalau kita ini anggota-anggota-Nya yang sehat, yang tidak mati di dalam dosa, dan tidak dirusak oleh noda dari keinginan yang busuk. Kalau begitu keadaan kita, maka Ia sungguh tinggal di dalam diri kita, tepat seperti yang dikatakan-Nya, “Aku akan hidup di dalam mereka dan bergerak di antara mereka.” Jadi kalau kita ini pantas bagi-Nya untuk sungguh bersemayam di dalam diri kita, maka sesungguhnya Ia akan menggerakkan kita sebagai anggota-anggota-Nya yang hidup, sebab, sebagaimana dikatakan oleh Rasul Paulus, “di dalam Dia, kita hidup, bergerak, dan ada.”
Saudara-saudara, siapa akan menyelidiki Yang Mahatinggi dalam diri-Nya sendiri, karena Dia melampaui segala pikiran dan pemahaman? Siapa akan menyelidiki rahasia-rahasia dari Tuhan yang tersembunyi? Siapa yang berani berbangga bahwa ia mengenal Allah yang tanpa batas, yang memenuhi segala dan juga melingkupi segala sesuatu, yang meliputi segala, namun melampaui segala, Yang memegang segala dalam tangan-Nya, namun melepaskan genggaman dari segala? Belum pernah ada orang yang melihat Dia, seperti apa adanya. Tidak seorangpun!
Maka janganlah orang mencoba menyelidiki hal-hal dalam diri Allah yang tak terselami, entah itu kodrat-Nya, entah cara keberadaan-Nya, entah sebab keberadaan diri-Nya. Hal ini semua tidak dapat dikatakan, tidak dapat diungkapkan, tidak dapat diselidiki! Jadi, dengan hati sederhana, namun dengan teguh, percayalah saja bahwa Allah itu ada, bahwa begitulah Allah itu, dan bahwa Allah itu ada dan akan tetap seperti ada-Nya selalu, karena Allah tidak dapat berubah.
Jadi siapakah Allah itu? Ia itu Bapa, Putra, dan Roh Kudus, Allah Esa. Jangan mencari jawaban lebih jauh lagi tentang Allah. Barangsiapa ingin tahu dalamnya Allah yang tak terselami, ia lebih dulu harus mengingat alam semesta ini. Sebab pengetahuan akan Tritunggal itu “bagaikan dalamnya lautan” , kata si bijak. Dan laut yang begitu dalam, siapa akan mengetahuinya? Nah, seperti dalamnya lautan tak dapat dijangkau oleh penglihatan manusia, begitu juga keallahan Tritunggal tidak dapat dimengerti oleh akal budi manusia.
Jika ada seseorang yang ingin mengetahui apa yang harus dipercayai, janganlah ia membayangkan bahwa ia dapat memahami lebih baik melalui pembicaraan daripada dengan percaya. Sebab semakin ia mengejar dengan penalaran, pengenalan akan Alah yang dicarinya.