Persahabatan Spiritual

Sekarang ini semakin sedikit persahabatan yang terus berlangsung sampai maut memisahkan.  Menurut Cicero (seorang politikus, pengacara, orator, dan filsuf Romawi yang lahir pada tahun 106 SM), amicitia (persahabatan) melibatkan kepercayaan dan kasih sayang yang tulus.

Dalam persahabatan ada relasi timbal balik  yang bersifat mendalam: unsur dasarnya adalah cinta kasih persaudaraan.   St. Aelredus dari Rievaulx dalam bukunya Persahabatan Spiritual menyatakan bahwa fondasi kokoh sebuah bangunan persahabatan sejati adalah kasih Allah.  Persahabatan Kristiani menghadirkan Pribadi ketiga: Kristus! Persahabatan ini lahir dalam Kristus, bertumbuh dalam konformitas dengan-Nya dan menjadi sempurna di dalam Dia.  Roh Kudus, Roh Kristus sendiri yang membangkitkan kerinduan akan persahabatan.  Roh yang sama memurnikan dan meresapi kesatuan spiritual dalam persahabatan Kristiani.  Selanjutnya, Kristus yang menginspirasi persahabatan menjadi objek utama tujuan bersama. Anugerah bagi sebuah persahabatan sejati adalah bersatu dalam kontemplasi akan Allah.  Ada pula doa di antara dan bagi sahabat yang dipanjatkan kepada Kristus.

Bagi Agustinus, kedewasaan fase ketiga bersifat transenden. Persahabatan sempurna menjadi sebuah tangga untuk naik sampai pada pelukan hangat Kristus untuk kemudian turun kembali dan beristirahat dengan nyaman dalam cinta akan sesama.  Persahabatan spiritual Kristiani dimulai dengan Roh Kristus, bertumbuh dalam inspirasi kehadiran Kristus, menjadi sempurna dalam Kristus sebagai Sahabat Utama bersama, sampai pada persahabatan universal mulia.  Puncak persahabatan terjadi dengan memberi hidup bagi yang dicintai (bdk. Yoh 15:13).

Hari ini kita merayakan kunjungan kasih dan pelayanan Maria kepada Elisabet, yang mengaktualkan kunjungan Tuhan kepada Gereja-Nya untuk menjadikan kita masing-masing sebagai pembawa Kristus dalam kehidupan sehari-hari.  Dikisahkan dalam Injil Maria bergegas mengunjungi Elisabet, dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus.  Persahabatan di antara dua perempuan terberkati ini adalah contoh konkret dari persahabatan spiritual Kristiani.

Kristus Sahabat Sejati, kami bersyukur atas anugerah sahabat yang Kau beri dalam perjalanan hidup kami sampai hari ini.  Ajari dan mampukanlah kami memberi diri dan waktu bagi pertumbuhan persahabatan spiritual Kristiani sebagaimana diteladankan St. Maria dan Elisabet, berkat daya Roh Kudus-Mu. Amin.