Iman Kita

 

Iman kita bukan sesuatu  yang abstrak dan sulit.   Iman kita adalah pengalaman kasih dalam Tubuh Kristus – Tritunggal – yang hidup di dalam setiap anggota Gereja.   Wahyu Kristiani tidak diturunkan dari surga sebagai buku yang harus dimengerti, melainkan sebagai manusia yang bisa kita temui, kita kenal dan lihat, kita dengar dan raba, cintai dan ikuti.  Iman Kristiani adalah pengalaman kasih, relasi dalam  kasih Allah, hidup dalam keluarga Allah.   Iman kita bukan pikiran melainkan suatu jalan.   Iman dalam Yesus adalah suatu peristiwa dengan seorang pribadi, bukan pengajaran agama yang tinggi dan ideal.   Orang menjadi Kristiani melalui perjumpaan dengan Yesus, melalui orang lain.   Percaya karena orang lain percaya, tahu bahwa dicintai karena orang lain memberi kesaksian bahwa dia dicintai Yesus.

Orang menjadi Kristiani dengan menjadi bagian dari sekelompok orang lain yang sudah percaya pada Yesus, mau menjadi bagian karena melihat bahwa kumpulan itu lain dari pada orang biasa di dunia.   Mereka saling mencintai, ada semangat, ada kegembiraan, kesetiaan, pengampunan dan saya diterima oleh mereka, dihargai sebagai pribadi yang berarti, diikutsertakan dalam kegiatan mereka bersama.

Mereka  adalah kelompok orang beriman yang terus-menerus menceritakan kisah peristiwa-peristiwa pengalaman mereka dengan Allah, terus-menerus mendalami keyakinan imannya.   Dengan cerita dan menaruh kepercayaan, dengan merayakan kasih Allah dan pengharapannya, dengan hidup bersama sebagai Tubuh-Nya dalam kesatuan dan ikatan damai, Roh Kristus mengalir dalam semua anggotanya.

Pengalaman akan Kasih Allah dari satu orang menghidupkan semua.   Terang yang diterima oleh satu orang dari sabda-Nya menerangi dan menyemangati semua.

 

Marilah kita mensyukuri anugerah iman ini, anugerah pengalaman pertemuan dengan Yesus dan dengan saudara-saudari dalam iman akan Yesus.