15 Juni 2024

PEKAN BIASA X –  SABTU


Aku akan bernyanyi dengan roh, dan aku akan bernyanyi dengan hati juga
 Pembacaan dari Uraian St. Ambrosius, tentang Kitab Mazmur

 

Apa yang  lebih menyenangkan daripada mazmur? Raja Daud mengungkapkan hal ini  dengan begitu indah: “Pujilah Tuhan! Betapa baik menyanyikan mazmur-mazmur bagi Tuhan! Betapa menyenangkan memuji Allah kita!

Dan ini memang benar! Sebab di dalam mazmur ada kesempatan bagi umat untuk memberkati dan memuji Allah; mazmur mengungkapkan kekaguman umat  dan apa yang mereka ingin katakan.  Di dalam mazmur Gereja berbicara, ada pengakuan iman dalam nyanyian merdu dan siap diterima oleh Yang Berkuasa.  Di dalam mazmur terdengar pula seruan  kebebasan  penuh sukacita, teriakan kegembiraan, dan gema kebahagiaan .  Mazmur menenangkan emosi, membebaskan dari kecemasan, menghalau kesedihan.  Mazmur merupakan senjata  di waktu malam, dan guru di waktu siang; mazmur itu perisai pelindung di saat kita takut, perayaan sukacita bagi orang kudus, cermin ketenangan.  Mazmur itu jaminan akan ketentraman dan keselarasan, sebab dengan iringan kecapi mazmur menyusun lagu dari perpaduan nada yang berbeda-beda.  Di awal hari terdengar suara mazmur, dan di saat senja terdengar gemanya.

Di dalam sebuah mazmur ajaran berpadu dengan keindahan; kita menyanyikannya karena menimbulkan rasa gembira, dan kita menerimanya sebagai pengajaran.  Apakah ada sesuatu yang tidak timbul dalam pikiran saat pendarasan mazmur?  Ketika aku menemukan kata-kata berikut ini:“Kidung untuk Kekasih”, segera kerinduanku menyala akan cinta ilahi.  Disitulah juga aku menemukan rahasia pewahyuan-pewahyuan, kisah tentang kebangkitan Kristus, kurnia-kurnia yang telah dijanjikan-Nya.  Di dalam mazmur aku belajar untuk menyingkiri dosa dan melupakan rasa hina dan malu yang disebabkan oleh dosa-dosa yang sudah aku sesali.

Maka, apakah mazmur itu selain alat musik yang melagukan segala keutamaan? Pemazmur di masa lampau  memainkannya, dengan bantuan Roh Kudus, untuk membuat bumi menggemakan nada merdu dari musik surgawi.  Sebagaimana musik yang harmonis ini dimainkan dengan memetik tali-tali kecapi, yang dibuat dari usus hewan yang mati, untuk menciptakan lagu-lagu pujian dengan nada surgawi,  demikian pula pemazmur mengajarkan agar kita, lebih dahulu harus mati bagi dosa, dan kemudian segala macam keutamaan akan dapat diwujudkan oleh tubuh kita, sehingga devosi kita akan berkenan  kepada Tuhan.

Maka dari itu Daud mengajarkan, agar kita bernyanyi dan memuji Tuhan di dalam hati, seperti juga dinyanyikan oleh Paulus:  “Aku akan berdoa dengan roh dan akan bernyanyi dengan hati juga.”  Mazmur mengajarkan kepada kita, untuk membentuk hidup dan tindakan-tindakan kita dalam terang akan hal-hal yang lebih tinggi, sehingga kesenangan duniawi tidak membangkitkan nafsu-nafsu badani, yang membebani jiwa daripada menebusnya.

Dan nabi suci berkata, bahwa ia menyanyikan mazmur-mazmur pujian demi penebusan jiwanya.  “Aku akan menyanyikan pujian bagi-Mu dengan kecapi, ya Allah Israel, Yang Kudus, Yang Mahatinggi. Bibirku akan bersorak dengan gembira, apabila aku menyanyikan pujian bagi-Mu; juga jiwaku yang telah Kau bebaskan.”