PEKAN BIASA XI – SENIN
Doa kita ini doa bersama dan untuk semua
Pembacaan dari Uraian St. Siprianus tentang Doa Bapa Kami
Tuhan Yesus, Guru kedamaian dan kesatuan, tidak berkenan bahwa kita berdoa sendiri-sendiri dan secara pribadi sedemikian rupa, hingga setiap orang hanya berdoa untuk kepentingan pribadinya. Kita tidak mengucapkan, ‘Bapaku yang ada di surga‘ atau ‘Berilah aku rezekiku pada hari ini’. Setiap pribadi tidak hanya minta, agar dosanya sendiri saja diampuni! Dia pun tidak minta bagi dirinya sendiri saja agar jangan dimasukkan ke dalam pencobaan dan hanya dia dibebaskan dari yang jahat. Doa kita ini doa bersama dan untuk kepentingan semua; kita tidak berdoa untuk satu orang melainkan untuk seluruh umat, karena kita semua adalah satu.
Allah kedamaian, Guru keselarasan, yang mengajarkan kesatuan, menginginkan agar setiap orang berdoa untuk semua, sebagaimana Ia sendiri membawa kita semua dalam diri-Nya. Tiga pemuda yang dilemparkan ke dalam tanur api melaksanakan hukum doa ini, ketika mereka mengucapkan doa bersama-sama dan bersatu di dalam roh. Kitab Suci memberi kesaksian tentang hal ini dan ketiga pemuda itu menjadi teladan untuk kita ikuti bilamana kita berdoa, agar kita menjadi sama seperti mereka. Dikatakan, ‘Lalu ketiga orang itu, seperti dari satu mulut menyanyikan lagu dan memuji Allah.’ Mereka berbicara seperti dari satu mulut, meskipun Kristus belum mengajar mereka berdoa.’ Dengan berdoa secara itu, kata-kata mereka mengenai sasaran, dan permintaan mereka dikabulkan, sebab doa mereka yang begitu terpadu, sederhana dan jujur itu berkenan kepada Tuhan.
Para rasul, sesudah Kenaikan Tuhan ke surga, berdoa dengan cara itu juga. ‘Mereka semua bertekun dan sehati dalam doa bersama, dengan beberapa wanita serta Maria ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara-Nya.’ Mereka terus bertekun dan sehati dalam doa! Hal ini menegaskan melalui urgensi dan keharmonisan doa, bahwa Tuhan, yang menghendaki orang yang tinggal di dalam satu rumah hidup dengan rukun, akan menerima ke dalam rumah ilahi dan abadi hanya mereka yang berdoa sehati dan dengan keselarasan.
Sungguh, saudara-saudara terkasih, betapa dalamnya misteri-misteri yang terkandung dalam doa Bapa Kami! Betapa banyak dan begitu agung! Hanya dengan beberapa kata saja diungkapkan kekayaan rohani yang tiada tara, hingga tidak suatu pun yang dilewatkan; semua permohonan dan doa kita sudah tercantum di dalamnya! Doa ini merupakan rumusan ajaran surga, ‘Beginilah kamu harus berdoa,’ sabda Tuhan, ‘Bapa kami, yang ada di surga.’
Manusia baru, yang telah dilahirkan kembali dan dikembalikan kepada Tuhan oleh rahmat, mengucap ‘Bapa’ untuk pertama kalinya, waktu ia mulai menjadi anak. Kitab Suci berkata, ‘Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya’. Maka dari itu barangsiapa percaya dalam nama-Nya dan telah dijadikan anak Allah, ia harus mulai dari tahap ini: mengucap syukur dan mengaku diri sebagai anak Allah, dengan menyebut Allah: Bapanya yang ada di surga.