Gedono
22 Juni 2024

Peringatan Santa Perawan Maria


Kesatuan Iman
Pembacaan dari Ensiklik “Redemptoris Mater” dari Santo Yohanes Paulus II, Paus

 

Umat kristiani mengetahui bahwa kesatuan mereka hanya akan bisa dipulihkan apabila dilandaskan pada kesatuan iman.  Mereka perlu membereskan perbedaan mencolok seputar ajaran mengenai misteri dan pelayanan Gereja, dan kadang-kadang juga mengenai peran Maria dalam karya penyelamatan.

Dialog yang dimulai oleh Gereja Katolik dengan Gereja-gereja serta jemaah Gerejani Barat semakin berpandangan sama atas dua aspek tak terpisah dari misteri penyelamatan yang sama ini.  Apabila misteri Sabda menjadi daging memungkinkan kita melihat sekilas Bunda Allah dan apabila, sebaliknya, kontemplasi tentang Bunda Allah membawa kita kepada pemahaman yang lebih mendalam tentang misteri Penjelmaan, maka hal yang sama bisa dikatakan juga untuk misteri Gereja dan peran Maria dalam karya penyelamatan.

Dengan lebih dalam lagi mempelajari Maria dan Gereja, yang saling memberikan penjelasan, umat Kristiani yang dengan semangat menyala menjalankan apa kata Yesus seperti anjuran Bunda-Nya akan mampu lebih maju lagi pada “ziarah iman.”  Maria yang tetap merupakan panutan ziarah tersebut, akan memimpin mereka kepada kesatuan yang dikehendaki oleh Tuhan Yang Satu dan diinginkan sekali oleh mereka yang mendengarkan dengan penuh perhatian “apa yang dikatakan oleh Roh kepada Gereja-gereja” sekarang.

Sementara itu,  tanda yang memberikan pengharapan adalah bahwa Gereja-gereja dan jemaah Gerejani ini setuju dengan Gereja Katolik atas titik-titik fundamental iman Kristiani, termasuk soal-soal yang berkaitan dengan Perawan Maria, karena mereka mengenalnya sebagai Bunda Allah dan menganggap bahwa hal ini merupakan bagian iman kita dalam Kristus, Allah Benar dan Manusia Benar.  Mereka menghormati Maria yang pada kaki Salib, menerima sebagai putranya, murid yang tercinta yaitu seseorang yang sebaliknya menerima Maria sebagai Ibunya.

Karena itu, mengapa kita semua tidak menganggapnya sebagai Ibu kita semua, yang berdoa untuk kesatuan keluarga Allah dan yang “mendahului” kita semua pada pucuk barisan panjang saksi-saksi iman dalam Satu Tuhan, Putra Allah, yang dikandung dalam rahim perawannya karena kuasa Roh Kudus?