MINGGU BIASA XII
Kristus adalah raja dan imam untuk selamanya
Pembacaan dari Ulasan Faustinus Lucifernus tentang Tritunggal
Kristus, Penyelamat kita telah menerima pengurapan menurut daging, dan dengan demikian menjadi sungguh raja dan sungguh imam. Dia adalah kedua-duanya: raja dan imam! Tak suatu pun kurang pada Sang Juruselamat, sebagaimana adanya Allah. Ia menegaskan martabat rajawi-Nya dengan berkata, ‘Aku didudukkan oleh Tuhan sebagai raja di Sion, di gunung-Nya yang suci.’ Dan Bapa sendiri memberi kesaksian atas martabat imamat Putra-Nya dengan berkata: ‘Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya menurut peraturan Melkisedek.’
Harun diangkat menjadi imam pertama menurut hukum, dengan pengurapan minyak suci. Namun Bapa tidak bersabda ‘menurut keturunan Harun’, supaya jangan sampai ada anggapan bahwa imamat Penyelamat kita itu turun-temurun juga. Imamat yang dimiliki Harun itu turun-temurun; tetapi imamat Penyelamat kita tidak diberikan kepada orang lain, sebab ia akan tetap imam untuk selamanya, seperti yang dikatakan Kitab Suci, ‘Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya menurut peraturan Melkisedek.’
Maka Penyelamat kita, menurut daging, sekaligus adalah raja dan imam. Namun, pengurapan yang diterima-Nya bukan secara jasmani, melainkan secara rohani. Para raja dan imam Yahudi menerima kedudukannya dengan pengurapan minyak pada tubuh. Tetapi tidak seorang pun mendapat kedudukan kedua-duanya, melainkan selalu hanya salah satu: atau raja atau imam! Hanya Kristuslah yang memiliki kesempurnaan dan kepenuhan dalam segala, karena Ia datang untuk memenuhi hukum.
Para raja dan imam Yahudi itu, tidak dapat merangkap keduanya, namun mereka disebut ‘mesias’ atau ‘yang diurapi’, karena telah menerima pengurapan pada tubuh mereka sebagai raja atau imam. Tetapi Penyelamat kitalah Sang Mesias sejati: Dialah Kristus, yang diurapi oleh Roh Kudus, agar terpenuhi apa yang ditulis tentang diri-Nya, ‘Maka dari itu Allah, Allah-Mu, telah mengurapi Engkau dengan minyak sebagai tanda kesukaan, melebihi teman-teman sekutu-Mu.’ Pengurapan Kristus melebihi pengurapan teman-teman sekutu-Nya, yang juga membawa nama ‘terurapi’, karena kenyataan bahwa Kristus Penyelamat kita diurapi dengan minyak kesukaan, yang sesungguhnya berarti Roh Kudus.
Kita tahu akan hal ini dari Penyelamat kita sendiri. Pada suatu hari Ia mengambil Kitab Nabi Yesaya, membukanya dan membaca: ‘Roh Tuhan ada pada-Ku, karena Ia telah mengurapi Aku.’ Kemudian Ia menyatakan, ‘Pada hari ini genaplah nas itu sewaktu kamu mendengarnya.’ Juga Petrus, kepala para rasul mengatakan, bahwa minyak pengurapan, yang diurapkan pada Penyelamat kita itu adalah Roh Kudus. Roh itu jugalah kuasa Allah, yang dikatakan Petrus dalam Kisah Para Rasul kepada perwira pasukan yang amat setia dan penuh kasih itu: ‘Sesudah baptisan yang diwartakan Yohanes, Allah mengurapi Yesus dengan Roh Kudus dan kuat kuasa; Dia berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis.’
Perhatikanlah! Petrus mengatakan bahwa Yesus-manusia telah diurapi dengan Roh Kudus dan dengan kuasa. Maka benarlah bahwa Yesus yang sama itu sungguh menjadi Kristus, Yang Terurapi, menurut daging, dan dengan pengurapan Roh Kudus dikonsekrasikan menjadi raja dan imam untuk selamanya.