1 Juli 2024

PEKAN BIASA XIII – SENIN


Dialah Allah kita, dan kita domba gembalaan-Nya
Pembacaan dari Khotbah Santo Agustinus

 

Kata-kata dalam Kidung yang kita nyanyikan ini mengungkapkan pengakuan kita bahwa kita adalah domba-domba kawanan Tuhan.  “Dialah Tuhan, Allah kita, yang membuat kita.”  Dialah Allah kita dan kita ini umat-Nya, termasuk dalam kawanan yang dibimbing oleh tangan-Nya. Gembala, seorang manusia, tidak membuat domba-dombanya sendiri, tidak menciptakan domba-domba yang dipeliharanya.  Tetapi Tuhan Allah kita, karena Dia adalah Allah dan Pencipta, Ia sendiri menciptakan domba-domba yang menjadi milik-Nya dan yang diberi-Nya makanan.

Kita mengakui dalam kidung ini bahwa kita adalah domba-domba-Nya, umat gembalaan-Nya, domba-domba dari kawanan-Nya.  Maka marilah kita mendengarkan apa yang dikatakan-Nya kepada kita sebagai domba-domba-Nya.  Dahulu Ia berbicara  kepada para gembala, tetapi sekarang Ia berbicara  kepada para domba.  Dahulu kami mendengarkan kata-kata-Nya dengan gentar, dan kalian mendengarkan dengan damai.

Bagaimana tentang kata-kata itu yang diucapkan-Nya hari ini? Apakah sekarang kami yang mendengarkan dengan damai sedangkan kalian yang gentar? Tidak! Terlebih dahulu, karena sekarang  ini, bahkan sebagai gembala pun, kami tidak hanya mendengar dengan gentar apa yang dikatakan kepada para gembala, tetapi juga apa yang dikatakan kepada domba-domba.  Jika seorang gembala mendengarkan dengan sikap acuh-tak-acuh apa yang dikatakan Tuhan kepada  domba-dombanya, jelas ia tidak peduli akan  domba-dombanya itu.

Kemudian, telah kukatakan kepadamu bahwa ada dua hal yang harus diingat: pertama, kami ini orang Kristiani, dan kedua, kami ini ditugaskan untuk memimpin kalian.  Karena kami ini pemimpin, kami tergolong dalam tingkat para gembala.  Di lain pihak, sebagai orang Kristiani kami juga adalah domba-domba seperti kalian.  Maka entah Tuhan itu berbicara kepada para gembala, entah kepada domba-domba, kami harus mendengarkan dengan  gentar segala sesuatu yang dikatakan Tuhan.

Maka saudara-saudara, marilah kita mendengarkan bagaimana Tuhan mencela domba-domba jahat, dan menjanjikan apa kepada mereka yang adalah kepunyaan-Nya.  “Kalian adalah domba-domba-Ku,” kata-Nya.  Pertama, barangsiapa memikirkan tentang kebahagiaan karena ia termasuk kawanan Tuhan, akan mengalami kegembiraan besar, juga di tengah-tengah air mata duka  dan derita.  Sebab tentang Dia dikatakan “yang menjaga Israel, tidak akan terlelap tidur”, dan Dia juga  mendengar kata-kata ini: “Engkaulah  gembala Israel!”

Ia menjaga kita, waktu kita bangun, Ia menjaga kita pula waktu kita tidur.  Kalau kawanan merasa aman bersama gembalanya, dan gembala itu seorang manusia, betapa pula kita harus merasa terjamin bersama gembala kita yang adalah Allah, bukan hanya karena Ia memelihara kita, memberi kita makan, tetapi juga karena Ia menciptakan kita.  “Mengenai kalian, kawanan-Ku”, katanya, “beginilah sabda Tuhan: Sungguh, Aku akan menjadi hakim di antara domba dan domba, dan di antara domba jantan dan kambing jantan.”

Apa yang dilakukan kambing di tengah kawanan Tuhan? Di tempat gembalaan yang sama, pada mata air yang sama, kambing-kambing yang ditentukan berada di sebelah kiri tangan Tuhan, bercampur dengan yang ditentukan berada di sebelah kanan.  Yang kelak akan dipisahkan, kini masih dibiarkan bercampur!  Di sini domba-domba melatih kesabaran seperti kesabaran Tuhan.  Tuhanlah yang akan mengadakan pemisahan: ada yang harus pergi ke kiri, ada yang harus pergi ke kanan.