13 Juli 2024

PEKAN BIASA XIV – SABTU


Tuhan Yesus Kristus adalah Salomo yang sejati
Pembacaan dari Uraian Santo Agustinus tentang Mazmur 126

 

Raja Salomo membangun bait suci bagi Tuhan; ini merupakan lambang serta gambaran Gereja yang akan datang, dan tubuh Tuhan.  Karena itulah Kristus bersabda dalam Injil, ‘Rombaklah bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan membangunnya kembali.’  Sebagaimana Salomo membangun bait Allah kuno itu, Tuhan kita Yesus Kristus, Salomo yang sejati, pembawa damai sejati, membangun bait-Nya sendiri.

Nama Salomo itu berarti ‘Pembawa Damai’; tetapi Yesuslah Pembawa Damai yang sejati sesuai yang dikatakan oleh Rasul Paulus, ‘Dialah damai sejahtera kita, yang mempersatukan kedua pihak.’   Dialah pendamai yang sejati, yang dalam dirinya mempersatukan dua tembok yang datang dari arah berlawanan; Dialah batu penjuru bagi umat beriman yang datang dari golongan bersunat, dan umat beriman dari golongan yang tidak bersunat.  Dia membangun satu Gereja dari dua bangsa ini, dan Dia sendirilah batu sendinya dan dengan demikian menjadi pembawa damai yang sejati.

Ketika Salomo, raja Israel, anak Daud dan Batsyeba, mendirikan bait suci, ia bertindak sebagai lambang Kristus, Salomo sejati dan pembawa damai sejati.  Janganlah mengira, bahwa Salomo yang membangun bait Allah itu, adalah pembawa damai yang sejati.  Kitab Suci menunjukkan Salomo lain kepadamu, yang diungkapkan dalam Mazmur sebagai berikut: ‘Jika bukan Tuhan yang membangun rumah, sia-sialah para pembangun bekerja.’  Jadi Tuhan sendirilah yang membangun rumah itu, Tuhan Yesus Kristus sendirilah yang mendirikan rumah-Nya.  Banyak orang telah bekerja untuk pembangunan itu, tetapi apabila bukan Tuhan yang membangunnya, maka sia-sialah para pembangun itu bekerja!

Siapakah para pembangun itu?  Mereka adalah semua orang, yang mewartakan sabda Allah di dalam Gereja, para pelayan sakramen-sakramen Allah.  Sekarang kita semua berlari, kita semua bekerja, kita semua berpartisipasi dalam pembangunan ini; dan sebelum kita, orang-orang lain berlari, bekerja, membangun; ‘tetapi jikalau bukan Tuhan yang membangun rumah itu, sia-sialah para tukang bangunan bekerja.’  Dari sebab itu, waktu melihat beberapa orang tergelincir, para rasul dan khususnya Paulus berkata, ‘Kamu dengan teliti memelihara hari-hari tertentu, bulan-bulan, masa-masa dan tahun-tahun.  Aku kuatir kalau-kalau susah payahku untuk kamu telah sia-sia” (Gal. 4:10-11).  Karena sadar, bahwa ia sendiri telah dibangun dari dalam oleh Tuhan, Paulus menyesalkan orang-orang ini, karena tanpa hasil ia telah  bekerja dengan susah payah bagi mereka.

Jadi kita berbicara dari luar, namun Tuhan membangun dari dalam.  Aku tahu bahwa kamu  mendengarkan aku, lalu apa yang kamu pikirkan hanya  Tuhan yang  tahu, Dia  yang melihat pikiran kita.  Tuhanlah yang membangun, yang menegur, dan menanamkan rasa takut, yang membuka akal budimu dan mengarahkan pikiranmu kepada iman!  Namun demikian, kami, pelayan-pelayan-Nya, juga bekerja sebagai karyawan-Nya, hanya, “jikalau bukan Tuhan yang membangun rumah, sia-sialah para pembangun bekerja.”