PEKAN BIASA XVI – SELASA
Membawa Yesus Kristus di dalam dirimu
Pembacaan dari Surat St. Ignasius dari Antiokhia kepada Jemaat di Magnesia
Janganlah kita tidak peka terhadap kebaikan Kristus! Sebab seandainya Dia bersikap dan bertindak seperti kita, kita akan tersesat. Sekarang kita sudah menjadi murid-murid-Nya, maka marilah kita belajar hidup secara Kristiani. Jika kita mengakui nama lain selain nama Kristus, itu berarti kita bukan umat Tuhan. Maka buanglah ragi lama yang sudah tidak berguna, yang sudah menjadi basi dan asam, dan gantilah dengan ragi baru, yaitu Yesus Kristus. Biarkan dirimu di garami dalam Dia, sehingga tak seorang pun dari kalian yang rusak, sebab kalian akan diadili menurut keutuhanmu. Mengakui Yesus Kristus, dan sekaligus juga masih mengikuti tata cara Yahudi, itu tidak masuk akal. Iman Kristiani tidak terarah kepada faham Yahudi, tetapi faham Yahudi yang terarah kepada iman Kristiani; sebab setiap bangsa dan lidah yang mengakui-Nya, telah dipersatukan pada Allah.
Hal-hal ini kutunjukkan kepadamu, saudara-saudara, bukannya karena aku tahu bahwa ada orang di antara kamu, yang tersesat di jalan itu; terus terang aku hanya ingin, dengan segala kerendahan hati, mengingatkan kalian pada waktunya, agar berhati-hati untuk tidak jatuh oleh jebakan-jebakan yang ada dalam ajaran palsu itu. Aku ingin kalian yakin sepenuh-penuhnya akan kelahiran, sengsara dan kebangkitan, yang merupakan pengalaman Yesus Kristus, harapan kita, yang tidak dapat disangsikan, yang terjadi pada jaman pemerintahan Ponsius Pilatus. Semoga Ia tidak membiarkan seorang pun dari kalian berbalik dari pada-Nya.
Keinginanku ialah ikut merasakan setiap kebahagiaan yang ada padamu – tentu saja, jika aku pantas untuk itu. Sebab meskipun aku diikat belenggu, dan kalian tidak, meskipun dengan belenggu ini nampaknya aku seperti pahlawan, melebihi kalian, namun aku masih tetap belum dapat di bandingkan dengan salah satu pun dari kalian dalam kebebasan. Sebab seperti kuketahui baik-baik, kalian sama sekali tidak akan menjadi sombong, karena kalian membawa Yesus Kristus di dalam dirimu. Dan aku sadar, bahwa setiap pujian dari pihakku hanya membuat kalian semakin ragu akan dirimu, tepat seperti kata-kata Alkitab, “orang jujur mengadili dirinya sendiri.”
Hendaklah kalian berusaha sekuat tenaga, untuk berdiri teguh mempertahankan ajaran Tuhan dan para rasul. Semoga setiap hal yang kalian kerjakan, di bidang duniawi maupun rohani, kerjakanlah senantiasa dalam iman dan cinta, dalam Bapa dan Putra dan Roh Kudus, dari awal sampai akhir, bersama dengan uskupmu yang mulia dan untaian rohani indah, yang terdiri dari para klerus dan para diakon, pria-pria Allah. Hendaklah kamu tunduk kepada uskup dan satu sama lain, seperti manusia Yesus Kristus tunduk kepada Bapa-Nya, dan seperti para rasul kepada Kristus, Bapa dan Roh Kudus. Dengan demikian akan terbentuk suatu kesatuan penuh, jasmani maupun rohani.
Aku menasihati kalian secara singkat saja, karena aku tahu, bahwa kalian penuh limpah dengan Allah. Ingatlah akan daku dalam doa-doamu, hingga aku dapat mencapai Allah. Dan ingatlah juga akan jemaat di Siria; dari sanalah aku dipanggil walaupun aku tidak pantas. Aku membutuhkan doa-doa kalian yang bersatu dalam cinta Tuhan. Ingatlah pula jemaat kami di Siria agar dapat diteguhkan oleh doa-doa kalian.
Para utusan dari Efesus menyampaikan salam kepadamu dari Smirna, tempat aku menulis surat ini. Seperti kalian, mereka berkumpul di sini bagi kemuliaan Tuhan, dan dalam segala hal mereka menjadi penghiburan bagiku. Begitu pula Polikarpus, uskup Smirna. Jemaat-jemaat lainnya menambahkan salam mereka juga, demi kemuliaan Yesus Kristus.
Selamat tinggal! Semoga kalian hidup dalam kesatuan sejati di antara kalian, dalam Roh Kristus, yang mengatasi segala perpecahan!