Pesta St. Marta, Maria, dan Lazarus
“Aku percaya Engkaulah Kristus, Putra Allah yang hidup”
Pembacaan dari komentar St. Thomas Aquinas tentang Injil
Banyak orang Yahudi telah datang kepada Marta dan Maria untuk menghibur mereka. Ini adalah suatu tindakan belarasa, “Bergembiralah dengan orang yang bergembira, menangislah dengan orang yang menangis.” Dikatakan bahwa Marta segera menemui Yesus, ketika ia mendengar bahwa Yesus sedang datang, ia segera menjumpai-Nya tanpa menunda-nunda. Secara mistik hal ini menandakan hidup aktif yang dikenali oleh Marta yang segera pergi menemui Yesus, berbeda dengan hidup kontemplatif dikenali oleh Maria yang duduk di rumah membaktikan dirinya dalam istirahat kontemplasi dan kemurnian hati.
Marta mempunyai pengabdian yang luar biasa, ketika ia berkata kepada Yesus: “Tuhan seandainya Engkau disini, pastilah saudaraku tidak akan mati.” Disini dia mengungkapkan dua hal kepada Yesus, pertama ia melihat ke masa lampau dan kedua melihat ke masa depan. Marta melihat ke masa lampau ketika ia berkata: “Tuhan seandainya Engkau disini saudaraku tidak akan mati, karena dia percaya bahwa tidak ada tempat untuk kematian bila Tuhan hadir, karena ia telah melihat wanita yang disembuhkan Yesus hanya dengan menjamah jumbai jubah-Nya. Ini masuk akal karena hidup itu berlawanan dengan kematian. Dan Kristus adalah hidup dan pohon kehidupan. Jadi jika pohon kehidupan dapat menyelamatkan seseorang dari kematian terlebih lagi dengan Kristus. Tetapi iman Marta belum sempurna karena dia masih berpikir bahwa kekuatan Kristus akan berkurang jika Dia tidak hadir saat dia berkata: “Seandainya Engkau ada disini, saudaraku pasti tidak akan mati.”
Marta melihat ke masa depan ketika ia menambahkan perkataannya: “Tapi sekarang aku tahu bahwa Allah akan memberikan kepada-Mu segala sesuatu yang Engkau minta kepada-Nya.” Dengan berkata demikian, ia sudah menyatakan sebagian dari kebenaran yaitu bahwa Kristus yang mengenakan kodrat manusia dapat memohon kepada Allah, seperti ada tertulis: “Bila seseorang adalah penyembah Allah dan melakukan kehendak-Nya, Allah akan mendengarkan permohonannya. Di sini Marta masih memikirkan Kristus sebagai orang suci yang dapat menghidupkan seseorang yang telah mati berkat doanya seperti Elisa yang membangkitkan orang mati berkat doanya.
Namun marilah kita lihat bagaimana ia maju dalam pengertian. Yesus membawa dia pada pengertian yang lebih sempurna ketika Ia berkata: “Saudaramu akan hidup kembali.” Dua hal yang ingin diajarkan Yesus kepadanya, pertama Dia mengatakan tentang kebangkitan saudaranya, kedua, ketika Dia menunjukkan bahwa Dia mempunyai kuasa untuk membangkitkan. Pengertian Marta tentang kebangkitan yang dikatakan Yesus adalah kebangkitan pada hari terakhir. Tidak pernah terdengar bahwa ada seseorang membangkitkan orang mati setelah empat hari dikubur, hal ini tidak masuk dalam pikiran Marta sehingga ia berkata: “Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir jaman.” Tetapi Yesus menjawabnya: “Akulah kebangkitan dan hidup. Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun sudah mati, percayakah engkau akan hal ini?”
Yesus meminta iman Marta ketika Ia berkata percayakah engkau akan hal ini? Tuhan kita tidak menanyakan hal ini dengan bodoh, Dia tahu iman Marta karena Dialah yang memberi iman kepada Marta. Tetapi Dia mengajukan pertanyaan ini supaya Marta bisa mengakui secara nyata, iman yang ada dalam hatinya. Akhirnya Marta menjawab: “Ya Tuhan aku percaya Engkaulah Kristus, Putra Allah yang hidup.”
Pengakuan Marta ini lengkap, ia mengakui martabat Kristus, kodrat-Nya dan perutusan-Nya yaitu menjadi manusia. Marta mengakui martabat-Nya yang rajawi dan imami ketika ia berkata: “Engkaulah Kristus.” Kristus berarti yang diurapi, dan raja dan para imam yang diurapi. Kristus diurapi secara unik dengan minyak yang tak terlihat yaitu dengan Roh Kudus. Marta juga mengakui kodrat Kristus yang ilahi dan setara dengan Bapa ketika ia berkata: “Engkaulah Putra Allah yang hidup.” Ia mengakui perutusan-Nya sama seperti Petrus ketika ia berkata: “Engkaulah Kristus Putra Allah yang hidup.”