Mendengarkan dan Ditransformasikan

Pesta Yesus menampakkan kemuliaanNya atau sering disebut Pesta Transfigurasi adalah misteri iman kita.  Iman kita kembali dibarui dalam Yesus Putra Allah dengan mendengarkan Dia.  Dalam Injil hari ini, Allah Bapa bersabda, “Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia”.  Mendengarkan merupakan panggilan para murid Kristus yang telah dibaptis yang diwujudkan melalui tanggapan kita dalam tindakan nyata.

Dalam tradisi hidup monastik Cisterciensis, St. Benediktus menempatkan kata, “Dengarkanlah, Obsculta!” pada awal peraturannya.  Hal ini mau menunjukkan betapa pentingnya mendengarkan itu.  Mendengarkan Tuhan, berarti mendengarkan sabda-Nya, membiarkan sabda berbicara dan bertindak serta menginspirasi seluruh diri kita, membuka akal budi kita untuk menerima anugerah rahmat dan kasih karunia-Nya.  Dalam hal ini perlu keterbukaan hati dalam sikap doa, membiarkan Roh Kudus bekerja.  Kalau kita membiarkan diri ditarik oleh sabda-Nya, kita diberi kekuatan Roh Kudus dalam proses transformasi yang menjadikan kita seupa dengan Yesus.

Tuhan terus bersabda dalam seluruh dinamika peristiwa hidup harian kita, baik dalam keluarga, komunitas, Gereja dan bahkan hidup bermasyarakat.  Namun ada kemungkinan kita menghalangi atau menolak mendengarkan sabda untuk masuk dalam diri kita.  Kehendak bebas kita sebagai ciptaan berakal budi memberi kemungkinan melawan kehendak dan panggilan Tuhan.  Kecenderungan akan kelemahan dan resistensi inilah inti dari dosa yang memisahkan kita dari rahmat Tuhan.  Namun Tuhan terus memberi hidup dan memanggil kita untuk tumbuh dan berkembang sebagai manusia yang utuh.  Kita perlu berjuang memerangi kecenderungan dosa ini dan bertobat.

Diri kita yang sejati hanya dapat lahir dan tumbuh kalau kita membuat suatu pilihan dasar dalam hidup ini, mau hidup dalam keterbukaan dan ketergantungan total pada Allah atau mengandalkan diri sendiri.  Keputusan dasar yang tepat dapat mentransformasikan kita terus menerus untuk semakin serupa dengan Kristus.

 

Marilah kita mohon keteguhan iman untuk mampu mendengarkan Tuhan dengan membiarkan diri ditransformasikan oleh sabda-Nya sehingga semakin menjadi serupa dengan Dia dan diperkenankan memandang kemuliaan-Nya.