PEKAN BIASA XVIII – RABU
Jalan Terang
Pembacaan dari Surat, yang dikatakan berasal dari Barnabas
Pertama-tama mengenai Jalan Terang. Seseorang yang berziarah dan mau mencapai tujuannya untuk menemukan rumah yang sudah ditentukan baginya, harus berusaha untuk sepenuh hati memusatkan perhatian pada segala hal yang dilakukannya. Inilah petunjuk-petunjuk yang diberikan kepada kita untuk menempuh perjalanan ini: Cintailah Penciptamu; hormatilah Yang Membentuk kamu, berilah kemuliaan kepada Dia, yang membebaskan kamu dari maut. Laksanakanlah kesederhanaan hati, dalam kekayaan roh. Jauhilah pergaulan dengan mereka, yang berjalan di jalan maut. Hindarilah setiap hal yang tidak berkenan kepada Allah, dan bencilah setiap bentuk kemunafikan. Janganlah mengabaikan perintah-perintah Tuhan. Janganlah membangga-banggakan diri; hendaklah sederhana dalam segala yang kamu buat, dan janganlah minta kehormatan bagi dirimu sendiri. Janganlah merencanakan yang jahat terhadap sesamamu. Dan jangan biarkan kesombongan masuk ke dalam hatimu.
Cintailah sesamamu lebih dari pada hidupmu sendiri. Janganlah kamu menggugurkan bayi yang di dalam kandungan, atau membunuhnya sesudah lahir. Janganlah kamu menahan diri untuk menghukum anakmu, pria maupun wanita, demi kebaikan mereka, tetapi didiklah mereka dalam rasa takut akan Tuhan sejak dari masa kanak-kanak. Janganlah kamu menginginkan milik sesamamu. Janganlah kamu serakah mencari keuntungan. Janganlah menjalin hubungan dekat dengan orang yang ternama atau berkedudukan tinggi, tetapi bertemanlah dengan orang-orang yang rendah hati dan baik hidupnya. Apapun yang kamu alami di dalam hidup, terimalah itu sebagai berkat, karena tahu pasti bahwa tak ada sesuatu yang terjadi tanpa Allah. Jangan pernah mendua dalam pemikiran, maupun dalam tutur kata. Lidah mendua itu jerat yang mematikan.
Bagikanlah dengan sesamamu apa yang kamu miliki, dan janganlah menyebut sesuatu milikmu sendiri. Bila kamu dan sesamamu saling berbagi dalam perkara-perkara yang tak dapat binasa, betapa lebih kamu harus berbuat demikian dalam hal-hal yang dapat binasa! Janganlah cepat-cepat berbicara, sebab lidah itu jerat yang mematikan. Demi kepentingan jiwamu, hendaklah kamu berusaha untuk hidup semurni mungkin. Janganlah mengulurkan tanganmu untuk mengambil, tetapi menariknya kembali kalau tiba saatnya untuk memberi. Cintailah bagaikan biji matamu siapa saja yang menjelaskan sabda Tuhan kepadamu.
Siang malam ingatlah akan hari pengadilan. Bergaullah dengan umat Allah setiap hari, baik dengan bekerja melalui kata-kata yang diucapkan mulut, yaitu dengan memberi pengarahan dengan serius, dan selalu berusaha untuk menyelamatkan jiwa dengan kata-kata penuh wibawa, atau bekerja dengan tanganmu, yaitu untuk memberi silih atas dosa-dosamu di masa lampau.
Janganlah ragu memberi; dan kalau kamu memberi, janganlah dengan menggerutu; segera kamu akan tahu, siapa yang akan bermurah hati dalam memberi ganjaran. Pertahankanlah tradisi yang kamu terima, tanpa menambahi atau mengurangi apa pun dari milikmu. Hendaklah kamu tak henti-hentinya membenci yang jahat. Jujurlah dalam membuat keputusan. Jangan berbuat sesuatu yang membangkitkan pertengkaran, tapi bertindaklah sebagai pembawa damai: pertemukanlah orang-orang yang berselisih, perdamaikanlah mereka yang bertengkar. Akukanlah dosa-dosamu sendiri dan janganlah mulai berdoa dengan rasa salah di hatimu. Demikianlah Jalan Terang itu.