PEKAN BIASA XVIII – JUMAT
Aku akan memperistri engkau untuk selama-lamanya
Pembacaan dari Kidung Rohani St. Yohanes dari Salib
Jiwa, yang telah dipersatukan dan ditransformasikan dalam Allah, hidup di dalam Allah dan bagi Allah. Itulah kiranya yang dimaksud Santo Paulus, kalau ia berkata, “Karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: “Ya Abba, ya Bapa!” Inilah yang terjadi di dalam diri mereka yang telah mencapai kesempurnaan.
Tidak perlu kita heran, bahwa jiwa mampu mencapai tingkatan begitu tinggi. Sebab Allah telah berkenan untuk menjadikannya sama dengan Allah dalam kesatuannya dengan Tritunggal Yang Mahakudus, dan jiwa menjadi Allah melalui partisipasi ini, maka bukan hal yang mustahil bahwa jiwa dapat mengalami hal yang begitu luhur!
Sesungguhnya, waktu Allah memberi rahmat kepada jiwa untuk menjadikannya ilahi melalui kesatuan dengan Allah Tritunggal Yang Mahakudus, jiwa menjadi Allah melalui pengikutsertaan. Ini memungkinkan dia untuk melakukan perbuatan-perbuatan dengan pengertian, pengetahuan dan kasih dalam Tritunggal, dan bersama dengan-Nya, seperti Tritunggal itu sendiri, melalui partisipasi yang dikerjakan oleh Allah dalam jiwa itu sendiri.
Bagaimana itu terjadi, tidak dapat dimengerti, dan tidak mungkin juga diuraikan, kecuali dengan mengatakan, bahwa Putra Allah memperoleh bagi kita kedudukan yang tinggi ini, dan menjadikan kita pantas menerima kuasa untuk menjadi anak-anak Allah. Demikianlah Putra berdoa kepada Bapa: “Ya Bapa, Aku mau agar mereka yang Engkau berikan kepada-Ku, berada dengan Aku, di mana Aku ada, agar mereka melihat kemuliaan, yang telah Engkau berikan kepada-Ku.” Itu berarti bahwa mereka boleh ikut serta mengerjakan hal yang sama yang Aku lakukan secara kodrat.
Selanjutnya Ia berkata, “Dan bukan untuk mereka ini saja, ya Bapa, Aku berdoa, tetapi juga untuk orang yang percaya kepada-Ku karena pemberitaan mereka: supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita. Aku telah memberitakan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu: Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku, supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku, dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku.”
Jadi, Bapa mencintai mereka dengan cinta yang sama seperti cinta-Nya kepada Putra, meskipun tidak menurut kodrat ilahi seperti kepada Putra, tetapi melalui kesatuan dan transformasi cinta. Janganlah memikirkan bahwa Putra memohon kepada Bapa untuk menjadikan para kudus satu dengan Dia dalam hakikat dan kodrat seperti halnya Bapa dengan Putra, tetapi oleh kesatuan dan transformasi cinta. Dengan demikian, jiwa-jiwa memiliki kekayaan yang sama dengan berpartisipasi dalam apa yang Putra miliki dalam kodrat-Nya. Akibatnya ialah, mereka menjadi sungguh ilahi melalui partisipasi, sederajat dan sahabat-sahabat Allah.
Maka Santo Petrus berkata, “Kasih karunia dan damai sejahtera melimpahi kamu oleh pengenalan akan Allah dan Yesus Kristus Tuhan kita. Karena kuasa ilahi-Nya, telah dianugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib. Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya oleh-Nya kamu dapat mengambil bagian dalam kodrat ilahi.” Jadi, jiwa, dalam kesatuan yang ditetapkan Allah, akan ikut ambil bagian dalam Allah Tritunggal Yang Mahakudus, belum sepenuhnya seperti dalam kehidupan kelak, namun, dalam kehidupan sekarang juga, dalam cara yang jelas dan dapat dilihat.
Hai jiwaku, yang diciptakan dan dipanggil untuk menikmati anugerah-anugerah yang begitu mulia, ke manakah arah hidupmu? Apa yang kamu perbuat? Ah, betapa menyedihkan kebutaan anak-anak Adam ini; yang benar-benar buta terhadap cahaya yang begitu cemerlang dan tuli terhadap suara yang begitu jelas