PEKAN BIASA XX – JUMAT
Satu-satunya pengantara antara Allah dan manusia:
Manusia Kristus Yesus
Dari khotbah St. Ambrosius tentang Mazmur 48
Seorang saudara tidak bisa menebus; tetapi seorang Manusia akan menebus manusia. Tidak ada orang yang akan memberikan kepada Allah tebusan bagi dirinya sendiri, atau harga penebusan bagi jiwanya. Kristus bersabda: “Apa yang Kutakuti pada hari malang?” Sebab apa yang dapat menyakiti Aku? Aku bukan hanya tidak memerlukan penebus, tetapi Aku sendirilah penebus bagi semua orang! Aku akan membebaskan orang-orang lain, jadi apakah aku akan takut pada diriku sendiri?
Lihatlah, Aku akan membuat semuanya baru, melebihi cinta dan kewajiban persaudaraan. Seorang manusia, yang dilahirkan dari rahim ibu yang sama, menderita karena kelemahan kodratnya, tidak dapat ditebus oleh saudaranya, yang dikekang oleh kelemahan kodrat yang sama, namun seorang Manusia akan menebus; tentang Dia ada tertulis: “Allah akan mengutus seorang Manusia yang akan menyelamatkan mereka; Manusia yang tentang diri-Nya sendiri berkata: “Kamu datang mau membunuh Aku; Aku, yang mengatakan kebenaran kepadamu.”
Tetapi, Ia adalah manusia, siapa akan mengenal Dia? Mengapa tak seorang pun mengenal Dia? Sebab, ada satu Allah, maka juga hanya ada satu pengantara antara Allah dan manusia, yaitu Manusia Kristus Yesus. Dialah satu-satunya yang akan menebus manusia, dengan mengungkapkan kasih-Nya yang jauh lebih besar daripada kasih seorang saudara. Ia menumpahkan darah-Nya untuk orang asing, sedangkan saudara tidak dapat melakukan hal ini bagi saudaranya sendiri. Ia tidak menyayangkan tubuh-Nya sendiri; tetapi menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua orang, untuk membebaskan kita dari dosa, seperti dinyatakan oleh Paulus, saksi-Nya yang benar, “Aku mengatakan kebenaran, aku tidak berdusta.”
Tetapi mengapa hanya Manusia ini menjadi Penebus? Karena tidak ada orang dapat menyamai-Nya dalam kebaikan, dalam cinta yang ditunjukkan-Nya, dengan menyerahkan hidup-Nya bagi hamba-hamba-Nya yang miskin. Tidak seorang pun dapat menyamai-Nya dalam hidup tanpa cela, sebab semua orang ada di bawah beban dosa, semua telah jatuh karena kejatuhan Adam pertama. Dialah satu-satunya yang dipilih untuk menjadi Penebus, karena hanya Dia yang tidak terkena oleh dosa lama. Maka kata “Manusia” harus kita artikan Tuhan Yesus, yang mengenakan keadaan manusia, untuk menyalibkan dalam daging-Nya sendiri dosa semua orang, dan dengan darah-Nya sendiri menghapus hukuman semua orang. Itulah Tuhan Yesus.
Mungkin kamu bertanya, Bagaimana seorang saudara tidak dapat menebus saudaranya sendiri, padahal Ia sendiri berkata, “Aku hendak mewartakan namamu kepada saudara-saudaraku”? Tetapi Ia mengampuni dosa bukan sebagai saudara, melainkan sebagai Manusia Kristus Yesus; di dalam Dialah Allah tinggal. Maka ada tertulis, “Allah ada di dalam Manusia Kristus Yesus, Ia mendamaikan dunia kepada Diri-Nya,” Allah ada di dalam diri Manusia Kristus Yesus; hanya tentang diri-Nyalah dikatakan, bahwa Sabda telah menjadi daging dan diam di antara kita. Jadi bukan sebagai saudara, melainkan sebagai Tuhan, Ia diam di antara kita, di dalam daging.