Mendengarkan sangat diperlukan untuk hidup benar di hadapan Tuhan dan sesama. Dengan mendengarkan, makluk ciptaan hidup dan berjalan seperti apa yang dikehendaki Sang Pencipta. Manusia sebagai ciptaan luhur yang dikehendaki dan dicintai oleh Allah, dipanggil untuk mendengarkan secara lebih daripada segala ciptaan yang lain, karena manusia dianugerahi kebebasan untuk memilih dan bertindak, juga dianugerahi telinga untuk mendengar dan hati untuk menimbang. St. Benediktus mengajak para pengikutnya untuk ‘mendengarkan”, sebagai jalan kembali kepada Allah, Sang Kebenaran sejati melalui hidup dalam ketaatan yang perlu selalu dipilih dan dihayati setiap hari.
Untuk dapat mendengarkan diperlukan sikap hati yang terbuka dengan tulus, kerelaan, kelepasan, kebebasan batin, ketenangan, kejernihan hati dan ketaatan yang rendah hati. Namun juga diperlukan sikap diam seorang hamba, yang siap mendengarkan sabda tuannya, agar dapat melakukan apa yang tuan kehendaki.
Sabda Tuhan datang kepada kita melalui kehidupan sehari-hari dan peristiwa-peristiwa yang terjadi, bahkan dalam peristiwa yang mengejutkan. Apakah kita siap mendengarkan hal-hal yang mengejutkan dan melakukan apa yang Tuhan mau untuk kita, melalui peristiwa itu? Bagaimana sikap kita terhadap Sabda Tuhan yang menantang dan rasanya keras menurut telinga kita? Apakah kita mau mendengarkan Sabda Tuhan itu dan mulai berusaha untuk melaksanakannya, atau malahan menutup telinga dan memberontak karena tidak sesuai dengan kehendak dan pikiran kita?
Menjadi orang Kristiani dan sebagai pengikut Kristus sikap mendengarkan Sabda Tuhan merupakan dasar pokok yang perlu terus dihidupi. Tanpa itu kita akan sangat mudah menyeleweng serta melakukan apa menurut pikiran dan kehendak kita sendiri, yang membuat kita kacau dalam hidup.
Marilah kita bertanya kepada diri kita sendiri, seandainya kita mendengarkan Sabda Tuhan yang terasa keras apakah kita mau menerimanya atau kita melarikan diri dan menjauh dari Tuhan? Kalau kita sudah dipanggil menjadi milik-Nya sebagai orang Kristiani yang telah dimeteraikan dengan Sakramen Baptis, bagaimana kita menanggapi panggilan Tuhan? Apakah kita setia setiap hari untuk mendengarkan Sabda Tuhan melalui Kitab Suci dan berusaha untuk melaksanakannya?
Marilah kita mohon anugerah Roh Kudus agar membantu kita untuk mampu mendengarkan Sabda Tuhan dan melaksanakannya dalam kehidupan kita, supaya kita dibimbing pada jalan kasih yang menuju keselamatan sejati.