PEKAN BIASA XXI – SENIN
Sisa Israel akan dikenyangkan
Pembacaan dari Ulasan St. Thomas dari Aquino tentang Injil St. Yohanes
“Aku ini Gembala yang baik.” Sungguh selayaknya Kristus itu gembala, sebab sebagaimana gembala memelihara dan memberi makan kepada kawanannya, demikianlah Kristus memelihara kehidupan rohani umat beriman dengan memberi makan Tubuh dan Darah-Nya. Rasul berkata: “Kamu dahulu bagaikan domba tanpa gembala, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada penjaga dan pemelihara jiwamu.” Tentang Dia nabi berkata, “Bagaikan gembala ia menggembalakan kawanannya.”
Kristus berkata kepada kita, bahwa gembala itu masuk lewat pintu dan bahwa Ia sendirilah pintu itu. Dalam kutipan tadi masih dikatakan, bahwa Ia juga adalah gembala. Artinya, Ia masuk lewat diri-Nya sendiri. Ini benar, sebab Ia sendirilah yang memberitahukan diri-Nya, dan lewat diri-Nya Ia mengenal Bapa. Kita kemudian masuk lewat Kristus, karena melalui Dia kita menemukan kebahagiaan.
Ingatlah, bahwa selain Kristus, tidak ada pintu lain. Hanya Dialah terang sejati; orang lain hanya memantulkan terang-Nya. “Dia”, yaitu Yohanes Pembaptis, “bukanlah terang, tetapi datang untuk memberikan kesaksian tentang terang. “Tetapi mengenai Kristus dikatakan, “Ialah terang sejati, yang menerangi setiap manusia.” Maka tak seorang pun dapat berkata, bahwa ia itu pintu, sebab Kristus mengkhususkan tugas itu bagi diri-Nya sendiri.
Tetapi sebagai gembala, Kristus membagikan tugas-Nya dengan orang-orang lain. Ia mengangkat beberapa anggota dari Tubuh-Nya untuk menjadi sesama gembala. Petrus itu gembala, seperti juga para rasul lainnya. Demikian pula, semua uskup adalah gembala. “Aku akan memberi gembala-gembala bagimu,” kata Kitab Suci, “sesuai dengan hati-Ku.”
Meskipun semua yang diberi tugas sebagai gembala di dalam Gereja itu adalah putra-putra yang setia, Kristus berkata, “Akulah Gembala yang baik,” karena Ia ingin menekankan keutamaan cinta kasih. Tidak ada orang dapat menjadi gembala baik, kalau ia tidak dipersatukan dengan Kristus dalam cinta yaitu agar dengan demikian ia menjadi anggota dari Gembala sejati. Tugas gembala baik adalah karitas. Maka Kristus berkata, “Gembala baik mempertaruhkan hidup-Nya bagi domba-domba-Nya.”
Perhatikan perbedaan antara gembala yang baik dengan yang jahat: gembala yang baik memikirkan kesejahteraan kawanannya, gembala yang jahat memikirkan kepentingannya sendiri. Gembala Baik tidak menuntut para gembala untuk mempertaruhkan hidupnya bagi kawanan domba dalam arti harafiah. Tetapi setiap gembala rohani harus menanggung kehilangan hidup jasmaninya demi keselamatan kawanannya, karena kebaikan rohani kawanannya itu lebih penting daripada hidup jasmani gembala, waktu ada bahaya yang mengancam keselamatan kawanan.
Itulah sebabnya Tuhan bersabda: “Gembala yang baik mempertaruhkan hidupnya”, yaitu hidup jasmaninya, “untuk domba-dombanya.” Yaitu demi tanggung jawab yang dipikulnya, dan demi cintanya. Kedua-duanya diperlukan: agar ia bertanggung jawab atas mereka, dan agar ia mencintai mereka. Tidak cukuplah hanya satu, tanpa yang lain. Kristus sendiri meninggalkan teladan tentang ajaran-Nya ini. Maka “jika Kristus menyerahkan hidup-Nya bagi kita, kita juga harus menyerahkan hidup kita bagi saudara-saudara kita.”