Dalam bacaan Misa hari ini, Yesus menyembuhkan seorang yang bisu tuli dengan memasukkan jari-Nya ke dalam telinga orang tersebut. Sebelumnya Yesus mengajak orang tersebut keluar dari keramaian. Gerakan Yesus memasukkan jari-Nya ke telinga orang tersebut bisa kita bayangkan seperti memasang stop kontak alat elektronik ke saluran listrik, untuk memperoleh daya listrik (men-charge). Peristiwa ini berbicara banyak kepada kita yang hidup dalam suasana yang tidak bisa mendengarkan lagi suara Tuhan karena tidak ada relasi dengan Tuhan. Bila berada di tengah keramaian maka kita akan mendengarkan banyak suara dan sulit membedakan mana suara yang memang seharusnya kita dengarkan dan yang perlu kita abaikan. Akibat dari ketidakmampuan mendengarkan suara adalah kita tidak bisa berbicara. Jadi tuli berkaitan dengan bisu. Dalam perikop ini, Yesus bersabda, Efata, artinya terbukalah. Yesus adalah Sang Sabda yang telah menjadi daging maka apa yang dikatakan dan dilakukan oleh Yesus terjadi dan orang itu bisa mendengar seketika itu juga.
Selain itu pada hari ini juga tanggal 8 September, Gereja merayakan kelahiran St. Perawan Maria. Maria adalah seorang Putri Israel sejati, yang sungguh mendengarkan dan terus mendaraskan doa orang Israel, Shema: “Dengarlah hai Israel…” Maria mendengarkan suara Allah dan menerimanya dalam dirinya sehingga Sabda itu menjadi hidup dan menjelma sebagai manusia dalam diri Yesus.
“Dengarlah, hai puteraku …” yang menjadi kata pertama dalam Peraturan St. Benediktus begitu penting dalam hidup kita. Kita berbuat sesuatu sebagai tanggapan setelah mendengarkan suara. Entah itu suara yang benar atau yang salah. Kita perlu belajar melatih mengarahkan pendengaran kita untuk hal-hal yang memang selayaknya kita dengarkan yaitu Sabda Allah dalam Kitab Suci, pengajaran Gereja dan suara hati nurani yang telah diterangi. Kita juga perlu belajar untuk membedakan suara yang tidak perlu kita dengarkan dan ikuti, mendiamkan banyak suara yang sering bergema dalam diri kita dengan latihan secara teratur mendengarkan Sabda Allah melalui Lectio sebagai prioritas di awal hari.
Marilah kita melatih membuka telinga kita untuk mendengarkan sabda Tuhan, sehingga kita menjadi pewarta kehadiran Tuhan, penerus kabar sukacita bahwa Tuhan Yesus Kristus mencintai dan menyertai kita umat-Nya.