Kita sering merasa penasaran, “Adakah kekuatan lain di atas kearifan dan kecerdasan manusia serta di atas kekuatan kehendak manusia? Ya, ada sesuatu yang lain di dunia ini selain sifat kemanusiaan kita yang lemah, yaitu rahmat. Fulton J. Sheen dalam “Hidupmu layak dihidupi” mengatakan bahwa hidup kita layak dihidupi dan disyukuri dengan membiarkan rahmat Allah bekerja dalam diri kita. Rahmat adalah kearifan yang lebih tinggi, yang bisa datang kepada kita.
Menurut asal katanya, rahmat itu bermakna kecuma-cumaan. Dalam bahasa Yunani, rahmat disebut charis. Katekismus mendefinisikan rahmat sebagai suatu karunia ilahi dari Allah yang dianugerahkan kepada kita melalui Yesus Kristus untuk menyelamatkan kita. Saat rahmat hadir dalam diri kita, Ia pun mengaliri kita dengan sifat-sifat dasar keilahinya. St. Yohanes mengatakan, “Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia (Yoh. 1:16).
Apakah yang dilakukan rahmat terhadap sifat manusiawi kita? Rahmat menjadikan kita alat-alat Allah. Rahmat memampukan kita menaati dan melakukan kehendak-Nya. Pada saat terjadi ketaatan total, terciptalah kesucian. Seperti itulah yang terjadi pada orang-orang kudus. Seorang kudus adalah seorang yang tersedia bagi Allah, seperti pensil yang tersedia dalam tangan saya.
Bagaimana rahmat mulai masuk dan bekerja dalam diri kita? Rahmat Allah masuk saat kita mulai mengasihi-Nya. Selanjutnya, keburukan-keburukan kita akan terdesak keluar. Saat suatu kasih yang baru masuk, kita akan berubah. Rahmat mengubah kita dari sesosok ciptaan menjadi seorang anak Allah, yang membuat kita menyebut Allah sebagai Bapa. Rahmat melahirkan relasi yang baru, Dia adalah Bapa dan saya anak-Nya yang terkasih. Relasi ini terus dibarui saat kita menerima Tubuh dan Darah-Nya dalam Ekaristi Kudus dan menjadikan diri kita anugerah bagi sesama dalam hidup sehari-hari.
Maka marilah kita membiarkan rahmat Allah bekerja dalam diri kita dengan menghayati hidup kita dengan penuh syukur dan menjadi anugerah bagi sesama di mana pun Tuhan menempatkan kita. Semoga kita saling menjadi berkat dan mengalirkan rahmat-Nya.