PEKAN BIASA XXVII – SABTU
Pelayanan dalam pewartaan
Pembacaan dari Homili Paus Gregorius Agung tentang Injil
Marilah kita mendengarkan apa yang dikatakan Tuhan ketika Ia mengutus para murid-Nya untuk mewartakan Injil, “Panenan memang banyak, tetapi pekerjanya sedikit saja. Maka berdoalah kepada Tuhan panenan, agar Ia mengutus pekerja-pekerja ke panenan-Nya.”
Sungguh menyedihkan bahwa kami harus berkata, bahwa untuk panenan yang besar itu pekerjanya sedikit saja; sebab tidak ada cukup pewarta kabar gembira, sedangkan ada begitu banyak orang menunggu untuk mendengarkannya. Lihatlah di sekelilingmu, dunia sekitar kita penuh imam-imam, tetapi jarang sekali orang menemukan pekerja di panenan Tuhan, karena kami yang telah menerima jabatan imamat, tidak memenuhi tuntutan dari jabatan itu.
Perhatikanlah, Saudara-saudara tercinta, perhatikanlah dengan saksama, apa yang dikatakan oleh Tuhan: ‘Berdoalah kepada Tuhan panenan, agar Ia mengutus pekerja-pekerja ke panenen-Nya.’ Berdoalah bagi kami, agar kami diberi kekuatan untuk melakukan apa yang selayaknya kamu terima, dan agar kami tidak lambat untuk menyampaikan pengajaran. Bila kami melaksanakan pelayanan kami sebagaimana Tuhan menghendakinya, kami akan dapat menghindari penilaian bahwa kami menerima jabatan pewarta, hanya untuk dihukum di hadapan hakim yang adil, karena keengganan kami untuk berbicara. Sebab pengkhotbah kerap kali terhambat untuk berbicara karena kejahatannya sendiri; tetapi di lain pihak, kerap kali ini juga, karena kesalahan umat para pemimpin tidak mendapatkan kesempatan untuk berkhotbah.
Kerap kali kedosaan para pengkhotbah sendirilah, yang membungkam mereka, seperti dikatakan oleh pemazmur, ‘Kepada orang fasik Tuhan berkata: dengan wewenang apa kamu mendaras peraturan-peraturan-Ku?’ Tetapi kadang-kadang para pengkhotbah dirintangi untuk berbicara karena kedosaan mereka yang dipimpinnya, seperti yang dikatakan Tuhan kepada Yehezkiel, ‘Aku akan membuat lidahmu melekat pada langit-langit mulutmu, hingga kamu menjadi kelu tidak dapat menegur mereka, karena mereka itu kelompok pemberontak.’ Ini seakan-akan Ia berkata dengan terus terang: kamu tidak diperbolehkan berkhotbah, justru karena orang-orang ini tidak pantas menerima ajaran kebenaran, selama mereka memberontak melawan Aku dengan perbuatan-perbuatan mereka. Maka tidak mudah mengadili siapa yang salah, bahwa si pengkhotbah menjadi diam. Tetapi kita tahu dengan pasti, bahwa pengkhotbah, bila ia diam, dapat merugikan dirinya sendiri, tetapi yang pasti, juga merugikan mereka yang dipimpinnya.
Masih ada hal lain, Saudara-saudara terkasih, yang amat menyedihkan saya, dan ini mengenai cara hidup beberapa gembala. Tetapi agar apa yang kukatakan ini kiranya tidak menyinggung siapa pun, aku sekaligus mempersalahkan diriku. Karena tertekan oleh tuntutan zaman kebiadaban ini, aku sendiri jatuh seperti mereka, tanpa kuinginkan.
Yang jelas adalah bahwa kami membiarkan diri terlibat dalam urusan-urusan duniawi, dan ada perbedaan yang amat besar antara kehormatan yang kami terima sebagai pewarta dan cara kami melaksanakan kewajiban-kewajiban yang terkait dengan tugas kami itu. Kami melepaskan pelayanan untuk berkhotbah, dan kami dirugikan karenanya: kami ini disebut uskup, dan menerima kehormatan ini hanya namanya, bukan karena perbuatan kami. Sebab orang-orang, yang dipercayakan kepada kami, meninggalkan Allah, dan kami diam saja. Mereka jatuh ke dalam kejahatan, dan kami tidak berkata apa-apa untuk menegur mereka.
Tetapi kami tidak pernah akan dapat memperbaiki kehidupan mereka, selama kami melalaikan hidup kami sendiri. Kami dilibatkan dengan urusan-urusan dunia ini, dan semakin kami menyibukkan diri dengan urusan di luar, semakin kami secara rohani menjadi tumpul. Gereja Kudus, mengungkapkan itu secara tepat, kalau berkata tentang anggota-anggota yang lemah, ‘Mereka menempatkan aku untuk menjaga kebun anggur, dan aku tidak menjaga kebun anggurku sendiri.’ Kami ditempatkan untuk menjaga kebun-kebun anggur, dan kami tidak menjagai milik kami sendiri, sebab kami melalaikan tugas pelayanan kami sendiri, selama kami tetap terlibat dalam urusan-urusan luar.