Memilih Allah menurut Kitab Ulangan berarti: mencintai-Nya, masuk dalam komunio pemikiran dan kehendak-Nya, percaya kepada-Nya dan mempercayakan diri kepada-Nya, melangkah dalam jalan-jalan hidup yang ditunjukkan oleh-Nya. Dari sini tampak jelas bahwa memilih Allah berarti masuk kedalam relasi intim dengan Dia.
Hari ini dalam Injil Markus, Yesus memberi jalan kepada Sang Pemuda Kaya yang merindukan hidup kekal. Jalan yang menuntun kita pada totalitas memilih Allah. Jalan yang juga ditawarkan kepada kita para pengikut-Nya.
Apa perwujudan kongkrit dari undangan Yesus bagi kita yang juga merindukan hidup kekal itu? Yesus meminta kita untuk bersikap lepas bebas. Apakah artinya? Sikap yang membebaskan kita dari segala bentuk kelekatan yang biasa dimiliki manusia kodrati, misalnya lekat akan: harta, nama baik dan kedudukan. Kelekatan merupakan penghalang utama untuk mengarahkan diri pada sumber keberadaannya. Dengan tindakan lepas bebas, kita diajak untuk meneladan Yesus yang walaupun Ia adalah Sang Sumber Hidup dan Sabda Bapa namun Ia telah mengosongkan diri-Nya dari ke Allahan-Nya dengan mengambil rupa seorang manusia demi belas kasih-Nya kepada manusia. Demikian juga kita diminta untuk mengambil sikap yang sama, melepaskan segala kelekatan untuk mengasihi Allah melalui ketaatan kita kepada-Nya dan mengasihi sesama dalam tindakkan berbagi anugerah. Jalan satu-satunya untuk bersikap lepas bebas adalah dengan mengikuti Dia secara total. Berani mati pada diri sendiri, agar Dialah yang hidup di dalam kita.
Keberanian kita untuk membuat pilihan ini adalah suatu anugerah. Kita perlu mohon rahmat in dalam hidup kita, Roh-Nyalah, Roh Kebijaksanaan yang memampukan kita untuk memilih Dia. Kerja sama kita yang adalah keterbukaan untuk menanggapi-Nya, dalam bertekun dan setia, rela memanggul salib kehidupan dengan hati penuh syukur dan penuh pengharapan.
Semoga rahmat-Nya memampukan kita menerima Roh kebijaksanaan-Nya agar tetap tinggal di lubuk hati kita, menjadi kekuatan dalam perjalanan untuk menggapai kerinduan hati yang terdalam.
“Aku berdoa dan akupun beroleh pengertian,
aku memohon dan Roh Kebijaksanaan pun datang kepadaku.
Dialah yang lebih kuutamakan daripada tongkat kerajaan dan takhta
dibandingkan dengannya,
kekayaan kuanggap bukan apa-apa.”
(Keb. 7:7-8)