Peringatan Santo Yohanes Paulus II
Jangan Takut, Bukalah Pintu Hatimu Lebar-Lebar bagi Kristus
Pembacaan dari Homili St.o Yohanes Paulus II
pada saat Misa perdana sebagai Paus
Petrus telah datang ke Roma! Apalagi selain ia taat pada inspirasi Allah yang membimbing dia dan membawanya ke kota ini, pusat kekaisaran? Mungkin nelayan dari Galilea ini tidak mau datang ke sini, mungkin dia lebih suka tinggal di Galilea, di pantai danau Genesaret dengan perahu dan jalanya. Namun ia datang karena dibimbing oleh Tuhan dan taat pada insipirasi-Nya.
Menurut tradisi Petrus mencoba meninggalkan Roma selama masa penganiayaan oleh kaisar Nero. Tuhan turun tangan dan datang menemuinya. Petrus berbicara dengan Dia dan bertanya: “Quo Vadis Domine?” Tuhan kemana Engkau akan pergi? Dan Tuhan menjawab dia: “Aku akan pergi ke Roma untuk disalibkan lagi.” Akhirnya Petrus kembali ke Roma dan tinggal disini sampai penyalibannya.
Zaman kita memanggil kita, mendesak kita, mewajibkan kita untuk memandang Tuhan dan untuk membenamkan diri ke dalam misteri kuasa Kristus sendiri dengan rendah hati dan tulus hati. Dia yang telah dilahirkan oleh Perawan Maria, Anak tukang kayu menurut pikiran banyak orang tentang Dia, Putra Allah yang hidup menurut pengakuan Petrus, telah datang untuk menjadikan kita semua imam dalam kerajaan-Nya.
Konsili Vatikan II mengingatkan kita tentang misteri ini dan kenyataan misi Kristus sebagai Imam, Nabi-Guru dan Raja yang diteruskan dalam Gereja. Setiap orang, seluruh umat Allah ikut ambil bagian dalam tiga misi ini. Mungkin di masa lampau sebuah mahkota diletakan di atas kepala paus sebagai lambang rencana Tuhan bagi Gereja-Nya, di mana semua hierarki Gereja Kristus, semua kuasa sakral yang dijalankan dalam Gereja, merupakan pelayanan dangan satu tujuan yaitu untuk menjamin seluruh umat Allah ambil bagian dalam tiga misi Kristus ini dan selalu ada di bawah kuasa Tuhan, suatu kuasa yang bukan berdasarkan kekuasaan dunia tetapi kuasa dalam misteri salib dan kebangkitan.
Tuhan yang mahakuasa namun murah hati dan lembut tanggap terhadap kedalaman pribadi manusia seluruhnya, pada akal budinya yang luhur, pada kehendak dan hatinya. Hal ini tidak disampaikan dalam bahasa kekerasan tetapi dinyatakan dalam cinta kasih dan kebenaran.
Pengganti Petrus yang sekarang ini terlihat di Roma berdoa dengan sungguh-sungguh, rendah hati dan percaya: “Ya Kristus jadikanlah aku sebagai pelayan dari kekuasaan-Mu yang unik, pelayan dan kebaikan-Mu, pelayan dari kekuasaan-Mu yang tak kenal lelah, jadikanlah aku hamba dari semua para hamba-Mu.”
Saudara-saudari terkasih janganlah takut menyambut Kristus dan menerima kekuasaan-Nya. Tolonglah Paus dan semua orang yang melayani Kristus dan dengan kekuatan Kristus melayani setiap orang dan seluruh umat manusia. Jangan takut, bukalah… kataku sekali lagi, bukalah pintu hatimu lebar-lebar bagi Kristus, bukalah batas-batas negara, sistem ekonomi dan politik, kebudayaan yang luas, peradaban dan kemajuan pada keselamatan-Nya. Janganlah takut, Kristus mengenal semua kedalaman manusia, hanya Dia sendiri yang tahu itu.
Zaman sekarang begitu sering manusia tidak mengetahui apa yang ada dalam dirinya, di kedalaman hati dan pikirannya. Begitu sering dia tidak yakin akan arti hidupnya di dunia ini. Dia diserang oleh keragu-raguan, keraguan yang menuju keputusasaan.
Kami minta padamu, kami mohon dengan rendah hati dan percaya, biarkanlah Kristus berbicara pada manusia, hanya Dialah yang memiliki sabda kehidupan, ya Dialah hidup abadi.