MINGGU BIASA XXXII
Kristus ingin menyelamatkan mereka yang di ambang kebinasaan
Pembacaan dari Homili Pengarang Gerejawi abad kedua
Saudara-saudara, kita harus selalu ingat, bahwa Yesus Kristus itu Allah, hakim orang yang hidup dan yang mati. Dan kita tidak boleh menganggap rendah Penebus kita: sebab ini akan berarti bahwa kita mengharapkan untuk memperoleh sedikit saja dari Dia. Menganggap warta keselamatan itu hal remeh, itu dosa, dan kita ikut menanggung kesalahan itu, jikalau kita tidak menyadari, dari mana kita dipanggil, siapa yang memanggil kita, ke tempat mana Ia memanggil kita, dan betapa besar kesabaran dan ketahanan yang ditanggung oleh Yesus Kristus dalam menyelamatkan kita.
Maka balas jasa apa dapat kita berikan kepada Dia? Balasan apakah yang sepadan dengan semua yang telah diberikan-Nya kepada kita? Betapa banyak kita berhutang kepada-Nya! Ia telah menganugerahkan terang sejati kepada kita. Sebagai Bapa, Ia menyebut kita putra-putri-Nya. Ia menyelamatkan ketika kita hampir binasa. Lalu, bagaimana kita dapat memuji-Nya secukupnya, atau dapat membalas kemurahan-Nya dengan layak? Kita bagaikan orang yang cacat mental, buta spiritual, ketika kita menyembah pohon dan batu, emas dan perak serta perunggu, karya tangan manusia; dan seluruh hidup kita adalah hanya kematian.
Kegelapan dan kebutaan menyelubungi kita, tetapi atas kehendak-Nya kita dibebaskan dari awan kegelapan itu dan kita memperoleh kembali penglihatan kita. Sebab Ia menaruh belas kasihan kepada kita, ketika Ia melihat kita tersesat, berjalan terhuyung-huyung menuju maut, tanpa harapan akan keselamatan, kecuali Dia. Maka Ia menuntun kita kembali ke jalan keselamatan. Ia memanggil kita ketika kita bukan umat-Nya dan dari ketiadaan Ia membuat kita menjadi umat-Nya, seperti adanya kita sekarang ini.
“Bergembiralah, orang yang mandul, yang tidak pernah melahirkan! Bergembiralah dengan sorak-sorai dan memekiklah, hai engkau yang tidak pernah menderita sakit bersalin! Sebab wanita yang ditinggalkan suaminya akan mempunyai lebih banyak anak daripada yang bersuami.”
Kalau Yesaya berkata, “Bergembiralah orang yang mandul”, ia menunjuk kepada kita, Gereja, sebab Gereja itu mandul sampai Tuhan memberikan anak kepadanya. Kalau ia berkata, “Bergembiralah dengan sorak-sorai, hai engkau yang tidak pernah menderita sakit bersalin”, ia mengatakan kepada kita, supaya kita tidak sedih dan letih, seperti wanita yang mengalami sakit bersalin, tetapi berdoa kepada Tuhan terus menerus dengan sepenuh hati. Kalau ia berkata, bahwa “wanita yang ditinggalkan suaminya akan mempunyai lebih banyak anak daripada yang bersuami”, ia memperingatkan, bahwa bangsa kita yang dahulu pernah kelihatan ditinggalkan Tuhan, telah dibuat-Nya lebih banyak jumlahnya daripada bangsa-bangsa yang mengira bahwa Tuhan selalu bersama mereka.
Kalimat lain dari kitab Suci mengatakan, “Aku datang tidak untuk memanggil orang-orang saleh, melainkan orang-orang berdosa yang mau bertobat”, artinya: Ia datang untuk menyelamatkan mereka yang di ambang kebinasaan. Sungguh agung dan mengagumkan orang yang menegakkan mereka yang hampir jatuh daripada yang mendukung mereka yang sudah berdiri tegak. Kristus menghendaki untuk menyelamatkan orang-orang yang dalam bahaya kehilangan jiwanya, dan Dia telah menjadi keselamatan bagi banyak orang. Ketika kita laju dalam jalan menuju kebinasaan, Ia datang dan memanggil kita untuk diselamatkan-Nya.