PEKAN BIASA XXXII – RABU
Hendaklah kita bersabar dalam Pengharapan
Pembacaan dari homili Pengarang gerejawi abad kedua
Saudara-saudara, marilah kita melakukan kehendak Bapa, yang memanggil kita untuk memperoleh hidup kekal dan mempraktekkan keutamaan dengan lebih sungguh-sungguh. Dan marilah kita memisahkan diri dari kefasikan, dari dosa sebagai teman sejalan, dan dari kejahatan, yang mendatangkan malapetaka bagi kita. Kalau sebaliknya kita tekun melakukan kebaikan, kita akan memperoleh damai.
Maka dari itu, mereka, yang disesatkan karena ketakutan manusiawi dan lebih menginginkan kesenangan sekarang daripada menunggu janji kebahagiaan di masa mendatang, tidak akan dapat menemukan damai. Mereka tidak dapat mengerti, betapa banyak penderitaan didatangkan oleh kesenangan duniawi, dan tidak dapat mengerti sukacita apa yang menunggu kita di masa mendatang.
Ini tidak akan begitu parah, kalau perbuatan mereka itu terbatas pada mereka sendiri. Tetapi contoh buruk mereka mempengaruhi banyak orang sederhana, yang inosen, dan mereka lupa, bahwa selain mereka sendiri, orang-orang yang mendengarkan mereka, akan ikut diadili juga.
Maka hendaklah kita berusaha untuk mengabdi Tuhan dengan hati murni, dan hidup dengan baik. Kalau kita tidak sanggup mengabdi kepada-Nya, karena tidak percaya akan janji-janji-Nya, celaka menunggu kita. Sebab inilah pesan nabi, “Celakalah mereka yang lemah, yang tidak berdiri dengan teguh, dan berkata: “Ini yang dulu kita dengar sejak jaman leluhur kita; tetapi kita menunggu-nunggu dari hari ke hari dan tidak melihat buktinya.Hai orang dungu, bandingkanlah dirimu dengan pohon, ambillah contoh pokok anggur. Lebih dulu muncul daun-daunnya, lalu bertunas, menghasilkan buah yang masih mentah, akhirnya baru buah anggur masak. Demikian juga umat-Ku, lebih dahulu mereka menderita ketidakpastian dan kesusahan; kemudian akan mendapatkan kebahagiaan.”
Saudara-saudara, janganlah hati kita terombang-ambing, tetapi hendaklah tetap sabar dan berharap agar kita memperoleh ganjaran. Sebab setialah Dia yang berjanji bahwa akan memberikan ganjaran kepada setiap orang menurut perbuatan mereka. Jadi jika kita melakukan kebenaran di hadapan Tuhan, kita akan masuk ke dalam kerajaan-Nya dan menerima berkat-berkat yang dijanjikan -Nya, yang telinga belum pernah mendengar, mata belum pernah melihat dan belum pernah timbul dalam hati manusia.
Maka hendaklah kita dari waktu ke waktu menantikan kerajaan Allah dalam cinta dan kesucian, karena kita tidak tahu, kapan Tuhan akan datang. Hendaklah kita segera bertobat, hidup ugahari dan jujur, sebab kita ini orang penuh dosa dan kejahatan. Marilah kita menghapus dosa-dosa kita di masa lampau, berbuat silih dengan setulus hati, agar kita dapat diselamatkan. Hendaklah kita tidak menginginkan untuk menyenangkan orang, juga tidak berusaha agar kita diterima baik hanya di kalangan sesama orang Kristiani kita. Kita harus hidup dengan jujur dan suci, agar mendapatkan dukungan dari kalangan yang bukan Kristiani juga. Jangan sampai nama Tuhan dihojat karena kita.