PEKAN BIASA XXXIII – SENIN
Dia yang telah mengalahkan kematian,
tidak akan terkena kematian kedua
Pembacaan dari uraian St. Fulgensius dari Ruspe tentang Pengampunan Dosa
“Dalam sesaat, dalam sekejap mata, pada bunyi sangkakala terakhir, –sebab sangkakala sungguh akan berbunyi,– orang mati akan bangkit dalam keadaan tidak binasa, dan kita akan diubah.” Jikalau Paulus berkata “kita” dalam kutipan ini, yang dimaksud ialah, bahwa anugerah perubahan mendatang akan juga diberikan kepada mereka, yang selama hidup mereka di dunia ini, bersatu dengan dia, Paulus, dan teman-temannya, atas dasar hidup baik dan persahabatan dalam Gereja.
Ia juga menjelaskan sifat perubahan itu, dengan meneruskan demikian: “Sebab kodrat yang dapat binasa ini harus mengenakan yang tidak dapat binasa dan kodrat yang dapat mati mengenakan yang tidak dapat mati.” Maka agar dalam hal ini kita dapat diyakinkan bahwa nanti akan terlaksana perubahan sebagai ganjaran yang sepadan, sekarang di dalam hidup ini ada perubahan yang merupakan hasil dari kebaikan yang diberikan dengan bebas.
Jadi, kepada mereka yang dalam hidup ini berubah dari jahat menjadi baik, dijanjikan akan beroleh ganjaran atas perubahan ini kelak. Oleh karena rahmat, transformasi terjadi sebagai anugerah Allah, yang mulai dalam diri mereka melalui pembenaran; itulah kebangkitan rohani. Kemudian melalui kebangkitan badan, transformasi orang-orang benar akan menjadi sempurna; mereka akan mengalami kemuliaan yang sempurna, yang tak berubah untuk selama-lamanya.
Di dunia ini mereka diterangi supaya kemudian bertobat, dengan demikian mereka diubah karena kebangkitan pertama. Oleh karena itu mereka pindah dari kematian kepada kehidupan, dari kejahatan kepada kebenaran, dari ketidak-percayaan kepada beriman, dari perbuatan-perbuatan jahat kepada kehidupan suci. Maka akibatnya, kematian kedua tidak dapat menguasainya.
Kitab Wahyu menyatakannya: “Berbahagialah mereka yang ikut serta dalam kebangkitan pertama! Pada mereka itu kematian kedua tidak berkuasa.” Dalam Kitab yang sama kita baca, “Dia yang menang, tidak akan terkena oleh kematian yang kedua.” Maka dari itu, sebagaimana kebangkitan pertama mengandung pertobatan hati, demikian pula kematian kedua mengandung siksaan untuk selama-lamanya.
Barangsiapa tidak menginginkan dihukum dengan hukuman kekal dalam kematian kedua, hendaklah ia bergegas untuk ikut serta dalam kebangkitan pertama. Jika seseorang berubah dalam hidup sekarang, karena takut akan Allah, dan dari hidup jahat berpindah kepada hidup yang baik, maka ia berpindah dari kematian kepada kehidupan, dan kemudian mereka ditransformasikan dari keadaan yang hina kepada kemuliaan.