7 Desember 2024

Peringatan St. Ambrosius


Hendaklah kehalusan kata-katamu melembutkan umat beriman
Pembacaan dari surat St. Ambrosius

 

Engkau sudah memangku jabatan uskup, dan sekarang duduk di dalam pimpinan Gereja.  Engkau mengarahkan perahu di tengah gelombang lautan.  Peganglah kemudi iman dengan kuat, janganlah engkau diombang-ambingkan oleh badai taufan dunia ini.  Memang lautan luas dan dalam, tetapi jangan takut, sebab “Ia telah membangun Gereja di atas lautan, dan menguatkannya di atas gelombang-gelombang.”

Memang nyata, Gereja Tuhan di tengah-tengah lautan dunia berdiri tegak tak tergoyahkan, dibangun seakan-akan di atas karang padas rasul.  Di atas dasar yang kuat ini ia bertahan terhadap serangan kekuatan badai mengamuk.  Gelombang alun menimbuninya, tetapi ia tidak tergoncang.  Meskipun unsur-unsur alam kerap datang menyerang hanya untuk dilempar kembali dengan suara menggelegar, ia masih juga memberi perlindungan dengan menampung mereka yang gentar dalam pelabuhan aman.  Ia ditempuh gelombang laut, tetapi mampu menguasai air pasang: maka sangat tepatlah yang dikatakan tentang dia, “Air besar mengangkat suaranya.”  Sebab ada aliran yang akan memancar dari dalam dia, yang menimba dari Kristus dan menerima bagian Roh Allah.  Aliran-aliran ini, jika meluap dengan rahmat rohani, mengangkat suaranya.

Ada juga sungai, yang turun sebagai air terjun kepada para sucinya.  Ada pula aliran sungai, yang membuat gembira jiwa tenang dan damai.  Dia yang seperti Yohanes Penginjil, seperti Petrus dan Paulus, menerima dari luapan sungai ini, mengangkat suaranya.  Sama seperti para rasul dengan suara menggema bagaikan bentara menyampaikan warta, begitu ia mulai mewartakan Tuhan Yesus juga.

Maka hendaklah engkau dipenuhi oleh Kristus, agar bunyi suaramu keluar menggema.  Kumpulkanlah air Kristus, yang memuji Tuhan. Kumpulkanlah dari banyak sumber air yang ditumpahkan oleh awan para nabi.  Ia yang mengumpulkan air dari bukit-bukit dan menyerapnya sendiri atau menampungnya dari sumber-sumber, ia seperti awan-awan, juga menjatuhkan embun.  Maka isilah akal budimu, agar tanahmu dibasahi dan diairi dari sumber dalam dirimu sendiri.

Ia, yang banyak membaca dengan mengerti, dipenuhi.  Ia, yang dipenuhi, memberikan airnya kepada orang lain.  Maka dari itu Kitab Suci berkata, “Jika awan penuh hujan, ia mencurahkan dirinya di atas bumi.”  Maka hendaklah kata-katamu mengalir, menjadi jelas dan terang, hingga engkau menyenangkan teliga umat, dengan ajaranmu tentang hukum susila dan uraianmu memperlunak hati umat, hingga mereka sedia mengikuti pimpinanmu.

Hendaklah amanatmu penuh pengetahuan.  Maka seperti Salomo berkata, “Bibir seorang bijaksana adalah senjata pengetahuan”, dan di tempat lain “Hendaklah bibirmu diolesi dengan makna,” artinya: ulasanmu harus terang dan jelas; maknanya harus nampak segera, dan kotbah serta uraianmu tidak perlu dikupas lagi di luar.  Sebaliknya, ulasanmu seakan-akan harus bertahan dengan sendirinya, dan jagalah jangan mengeluarkan kata yang tidak perlu atau hampa.