Pada hari Minggu Adven ke-3 ini, Nabi Zefanya mengajak kita untuk bersukacita. Apakah ada alasan untuk bersukacita di situasi dunia seperti saat ini? Apakah karena kita cukup mempunyai makanan untuk hidup sehari-hari? Atau karena bisa tidur nyenyak di malam hari? Atau karena punya pekerjaan yang baik? Atau apa? Satu-satunya alasan tepat untuk bersukacita adalah karena Allah ada di antara kita. Ia hadir sebagai pahlawan yang memberi kemenangan. Kemenangan atas dosa, atas musuh lama yang belum putus asa untuk menjerumuskan kita ke dalam jebakan-jebakannya. Tuhan melalui kemenangan-Nya, memberi kita jaminan akan hidup kekal abadi yang bahagia bersama-Nya di surga. Jaminan itu kita terima melalui anugerah pembaptisan. Dengan anugerah baptis, kita disatukan menjadi putra-putri Allah Bapa, menjadi bagian dari Tubuh Mistik-Nya.
Menerima pembaptisan berarti kita mengakui bahwa kita orang berdosa yang telah membuang harta karun martabat kita namun kini telah ditebus dan diselamatkan secara cuma-cuma oleh Dia yang telah wafat di salib bagi kita. Lalu sekarang bersama dengan orang banyak yang datang pada Yohanes, kita bertanya: “Apakah yang harus kami perbuat?” Kita sekarang dipanggil untuk menjadi saksi-saksi belas kasih-Nya dan kesaksian kita adalah dengan hidup bersama dalam Roh Keputraan yang memungkinkan kita hidup dalam persaudaraan sejati di sekolah cinta kasih. Dia-lah yang pertama-tama mencintai kita. Dia memandang kita dengan pandangan kasih yang menciptakan segalanya baik adanya. Kasih yang memberi kebebasan pada yang dikasihi-Nya untuk menanggapi atau tidak. Kita sungguh-sungguh menghayati iman, bila kita berupaya untuk menciptakan tempat di mana orang dapat menjelmakan pandangan Kristus, kasih-Nya, panggilan-Nya untuk menemukan harta karun hidup di dalam Gereja. Kita semua diutus untuk memberi kesaksian relasi keputraan dengan Bapa dalam Roh Kudus, relasi Yesus sendiri dengan Bapa. Itulah inti pertobatan yang menuntut perubahan mentalitas duniawi, tingkah laku, cara berdoa, relasi dengan sesama bahkan dengan para musuh, kebutuhan fisik dan spiritual kita, serta kemalangan /kerapuhan kita dan sesama. Yesus memampukan kita menghadapi semuanya dalam suasana komunio dengan Bapa yang Maha kuasa dan Maha belas kasih. Itulah yang mengubah hidup, membaruinya, menebus dan menyelamatkannya.
Marilah kita memasuki Tahun Yubileum Pengharapan dengan menanggapi panggilan kasih-Nya itu agar dunia kita yang sakit ini memperoleh kesempatan untuk disembuhkan dan diselamatkan.