Pesta Keluarga Kudus
Yesus, Maria, Yusuf
“Ia taat kepada mereka”
Pembacaan dari Khotbah St. Bernardus
Maria tanpa ragu-ragu memanggil Putranya sebagai Tuhan dan Allah para malaikat ketika ia berkata: “Anakku, mengapa engkau berbuat demikian terhadap kami?” Malaikat-malaikat manakah seberani Dia? Sudah jelas bagi para malaikat bahwa Tuhan karena rahmat-Nya menjadikan dan memanggil mereka sebagai pembawa pesan-Nya, seperti dikatakan oleh Daud: “Ia menjadikan para malaikat sebagai pembawa pesan-Nya.”
Menyadari dirinya sebagai ibu, Maria dengan penuh kepercayaan menyebut “anak” kepada Dia, yang oleh para malaikat sendiri dilayani dengan segala hormat. Tuhan sendiri pun tidak menolak dipanggil sebagai anak, karena Ia sendiri menghendaki demikian. Penginjil kemudian melanjutkan: “Dia taat kepada mereka.” Siapakah yang telah taat? Kepada siapakah Dia taat? Tuhan taat kepada manusia! Para malaikat dan para Penguasa tunduk kepada-Nya, tetapi Dia tunduk, dan patuh kepada Maria, bahkan tidak hanya kepada Maria saja, melainkan juga kepada Yosef, karena Maria.
Ada dua alasan bagi kita untuk merasa kagum. Meskipun dari kedua alasan tersebut sulit diketahui, manakah yang lebih menakjubkan: Apakah karena kebaikan Putra yang begitu besar ataukah karena martabat keibuan yang begitu tinggi? Sungguh merupakan dua sumber yang menakjubkan: di satu sisi Tuhan patuh kepada seorang wanita: kerendahan hati yang belum pernah terjadi, di sisi lain: seorang wanita berkuasa atas Tuhan? Memang suatu martabat yang tiada bandingnya! Seperti dinyanyikan dalam pujian bagi para perawan, dikatakan bahwa mereka itu mengikuti kemana pun Anak Domba pergi. Lalu pujian manakah sebenarnya yang lebih layak baginya yang bukan saja mengikuti Anak Domba, melainkan mendahului-Nya?
Oleh karena itu, hai manusia, belajarlah untuk taat! Belajarlah, hai tanah, untuk patuh! Belajarlah, hai debu, untuk hormat! Berbicara tentang Penciptamu, Injil mengatakan: “Ia taat kepada mereka!”, maksudnya taat kepada Maria dan Yosef. Hendaknya engkau malu, hai debu yang sombong! Tuhan telah merendahkan diri-Nya sedangkan engkau meninggikan dirimu? Tuhan tunduk kepada manusia sedangkan engkau menguasai mereka? Apakah engkau mau melebihi Penciptamu? O, seandainya ambisi itu menghinggapi engkau, Tuhan pantas menegur dengan teguran yang ditujukan kepada rasul Petrus: “Enyahlah, hai Setan, sebab engkau tidak mengetahui perkara-perkara Tuhan.”
Maka setiap kali aku ingin menguasai orang lain, sebetulnya aku sedang menempatkan diriku di atas Tuhan, berarti aku benar-benar tidak mengetahui perkara-perkara Tuhan. Sebab mengenai Dia dikatakan demikian… ” dan Dia telah taat kepada mereka. “Apabila sebagai manusia engkau merasa tidak pantas meniru manusia lain, maka engkau pun pasti tidak pantas mengikuti teladan Pencipta-mu. Dan bila engkau mungkin tidak dapat mengikuti-Nya kemana pun Dia pergi, berusahalah agar dirimu pantas mengikuti Dia ke mana Ia telah turun untukmu; artinya, bila engkau tidak dapat mengikuti keluhuran hidup keperawanan, setidaknya ikutilah Tuhanmu dalam jalan kerendahan hati yang menyelamatkan.