PEKAN BIASA VII – JUMAT
Jiwaku bersorak-sorai di dalam Tuhan
Pembacaan dari tafsir Kitab Pengkhotbah oleh St. Gregorius Agrigentinus
“Mari, makanlah rotimu dengan sukaria dan minumlah anggurmu dengan hati senang! Allah telah berkenan akan perbuatanmu. Biarlah putih semua pakaianmu, dan janganlah sampai tidak ada minyak di atas kepalamu.”!
Jikalau kita ingin menerangkan arti kata-kata ini secara literal, maka kita dapat berkata bahwa memang benar dan tepatlah nasihat Si Pengkhotbah agar kita memilih hidup sederhana dan berpegang pada ajaran iman yang setia akan Allah. Dengan demikian kita dapat makan roti dengan sukaria, dan minum anggur dengan hati senang. Kita diingatkan jangan sampai jatuh ke dalam percakapan fitnah atau terbawa dalam cara pembicaraan yang licik. Sebaliknya, kita harus mengarahkan pikiran kepada hal-hal yang baik. Semampunya, kita harus memikirkan apa yang betul, menolong kaum papa miskin dengan belas kasih dan murah hati; dengan sungguh-sungguh mengusahakan hal itu dan melakukan kewajiban dan perbuatan yang berkenan kepada Tuhan.
Tetapi masih ada arti lain, yakni arti rohani. Si Pengkhotbah ingin mengarahkan pikiran kita kepada hal-hal lebih tinggi; ia mengajar kita untuk memandang kepada roti surgawi dan mistik, yang datang dari surga dan memberi hidup kepada dunia. Ia mengajak kita minum anggur rohani dengan hati penuh sukacita: anggur yang mengalir dari sisi pokok anggur sejati pada saat penderitaan-Nya, anggur yang menyelamatkan kita.
Tentang hal ini Injil keselamatan berkata, “Ketika mereka sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, lalu membagi-bagi dan memberikannya kepada para murid seraya berkata: Ambillah dan makanlah kamu semua. Inilah Tubuh-Ku yang dipecahkan bagi kamu dan banyak orang untuk pengampunan dosa. Demikian juga Ia mengambil piala, lalu berkata: Minumlah ini kamu semua. Inilah darah Perjanjian Baru yang ditumpahkan bagimu dan bagi orang banyak untuk pengampunan dosa.” Karena mereka yang makan roti dan minum anggur penuh misteri ini sungguh bergembira dan bersukaria! Mereka dapat berseru, “Engkau memberikan sukacita kepada kami.”
Pada hematku, Kristus Penebus kita, Kebijaksanaan Allah, masih memberikan arti lain kepada roti dan anggur yang sama. Dalam Kitab Amsal Ia bersabda, “Mari datanglah, makanlah roti-Ku dan minumlah anggur yang sudah Kucampur bagi kamu!” Di sini yang dimaksudkan ialah ikut serta secara mistik dalam Sabda. Inilah kemuliaan bagi mereka yang layak menerimanya. Pakaian mereka, yaitu perbuatan mereka, akan bersinar terang, sesuai dengan sabda Tuhan dalam Injil, “Hendaklah terangmu bersinar di hadapan manusia, hingga mereka melihat pekerjaanmu yang baik, dan memuliakan Bapamu yang ada di surga.