Jumat sesudah Rabu Abu
Percaya pada Belas kasih Allah
Pada awal puasa ini penting bahwa Allah memperlihatkan diri-Nya kepada kita dalam kerahiman-Nya. Tujuan Prapaskah bukanlah hanya sebagai silih, untuk memenuhi keadilan Ilahi, namun di atas segalanya adalah sebagai suatu persiapan untuk bersukacita dalam kasih-Nya. Persiapan ini terdiri dari: penerimaan anugerah belaskasih-Nya – suatu anugerah yang kita terima sejauh mana kita membuka hati bagi-Nya, serta menghalau segala sesuatu yang tidak bisa bersatu dengan belaskasih.
Satu hal yang pertama-tama harus dihalau yaitu ketakutan. Ketakutan mempersempit pintu kecil masuk dalam hati kita; memperkecil kemampuan kita untuk mencintai, membekukan daya kita dalam memberi diri. Jika kita takut terhadap Allah karena menganggap-Nya sebagai hakim yang tidak dapat ditawar-tawar, kita tidak akan menantikan belaskasih-Nya dengan yakin, atau mendekati-Nya dengan penuh kepercayaan dalam doa. Damai dan sukacita kita dalam masa Prapaskah adalah jaminan akan rahmat.
Berpuasa dengan menjadi Belas kasih
Sesungguhnya, kamu berpuasa sambil berbantah dan berkelahi serta meninju dengan sewenang-wenang. Dengan caramu berpuasa seperti sekarang ini suaramu tidak akan didengar di tempat tinggi. Beginikah puasa yang Kukehendaki: hari untuk orang merendahkan diri, dengan menundukkan kepala seperti gelagah, membentangkan kain karung dan abu sebagai alas tidur? Itukah yang kausebut puasa, hari yang disukai Tuhan?
Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk.
(Yesaya 58:4-6)
Doa
Kubuka telinga hatiku untuk mendengar perintah-Mu. Ajarkanlah kepadaku jalan-jalan-Mu. Ajarilah aku untuk menjadi murid Yesus dengan menjadi tanda belaskasih bagi sesamaku. Bantulah aku untuk menerima kelemahan-kelemahan mereka sebagaimana aku menerima kelemahan-kelemahanku sendiri. Ajarilah aku untuk memahami bahwa kami semua pendosa yang sedang mencari jalan untuk menuju kepada-Mu dalam padang gurun dengan kekuatan-kekuatannya yang melawan kami. Jangan biarkan apapun dalam diriku memisahkan aku dari sesamaku. Hanya ada satu jalan menuju kepada-Mu yaitu belas kasih, dan kami semua harus bersatu dan berjalan di dalamnya.
Jurnal Prapaskah
Adakah unsur ketakutan dan belaskasih dalam relasiku dengan Allah?